Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadap Megawati, Risma Lapor Dugaan Kecurangan di Pilgub Jatim

Kompas.com - 29/06/2018, 19:10 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk melapor hal-hal yang diduga jadi penyebab kekalahan pasangan calon Syaifullah Yusuf-Puti Soekarnoputri di Pilgub Jawa Timur.

Risma menyebut, ada kecurangan masif yang menyebabkan jagoan PDI-P itu kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

"Saya lakukan penelitian di lapangan, oleh relawan saya, memang ada sesuatu yang masif yang sudah saya laporkan ke Pak Sekjen dan Ibu (Megawati)," kata Risma di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Baca juga: Gus Ipul: Kami Tidak Berniat Gugat Hasil Pilkada Jatim

"Mungkin kita tidak bisa menyelesaikan di Pilgub ini, tapi bisa kita antisipasi di pileg dan pilpres," tambah Risma, yang aktif membantu memenangkan Gus Ipul-Puti selama masa kampanye.

Risma enggan merinci kecurangan yang ia maksud. Ia hanya menyayangkan apabila kontestasi pilkada diwarnai kecurangan.

"Kalau prosesnya saja tidak betul, menghalalkan segala cara, itu kan juga nanti ke depannya, kalau memimpin ada masalah," kata Risma.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dalam jumpa pers terkait pertemuan Megawati-Mahathir, Jumat (29/6/2018).KOMPAS.com/Ihsanuddin Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dalam jumpa pers terkait pertemuan Megawati-Mahathir, Jumat (29/6/2018).
Menurut Risma, apabila calon kepala daerah menang tanpa kecurangan, maka ia tidak akan punya beban saat menjalankan tugas. Risma lalu bicara soal keterpilihannya di Pilkada Kota Surabaya yang bebas dari politik uang.

"Saya tidak punya beban saat saya memimpin, karena saya tidak money politics, saya tidak bayar upeti, sehingga saya buat kebijakan apapun itu berdasarkan kajian kajian akan kebutuhan masyarakat," kata dia.

Wakil Sekjen PDI-P Eriko Sotarduga yang hadir dalam kesempatan itu juga enggan menjelaskan kecurangan yang dimaksud oleh Risma. Eriko beralasan saat ini PDI-P masih menyiapkan data-data terkait kecurangan tersebut.

Baca juga: INFOGRAFIK: Hasil Akhir 3 Quick Count Pilkada Jatim

"Kita harus mempersiapkan data, tentu tidak boleh kita hanya menyampaikan tanpa data dan fakta. Nanti kita tunggu lah. Karena proses rekapitulasi dan penghitungan belum selesai," kata dia.

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan, perolehan suara Gus Ipul-Puti yang diusung PDI-P dan PKB berada dibawah pasangan-Emil Dardak Demokrat dan Golkar serta PAN, Nasdem dan Hanura.

Hasil hitung cepat Litbang Kompas misalnya, menunjukkan Pilgub Jatim dimenangi pasangan Khofifah-Emil dengan 53,36 persen. Sementara itu, Gus Ipul-Puti hanya mendapatkan suara 46,64 persen.

Kompas TV Wujud syukur Khofifah-Emil menang telak, puluhan relawan di Pacitan cukur gundul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com