Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Sebut Idealnya Narapidana Terorisme Terkonsentrasi dalam 1 Lapas

Kompas.com - 31/05/2018, 16:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyoroti masih tersebarnya penempatan narapidana (napi) terorisme di lembaga pemasyarakatan (lapas) di seluruh Indonesia.

"Belum bisa semua tertampung di Nusakambangan. Ada 113 lapas di selururuh Indonesia yang masih menempatkan napi terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Kamis (31/5/2018).

Suhardi menuturkan, tersebarnya napi terorisme di lebih dari 100 lapas tersebut menimbulkan sejumlah tantangan dan risiko.

Baca juga: BNPT: Ada 289 Narapidana Terorisme yang Tersebar di 113 Lapas

Pertama adalah dari sisi pengamanan yang tidak terpusat. Selain itu, konsekuensinya adalah banyak orang yang bisa terinfilterasi paham radikal, termasuk yang bukan napi terorisme.

Oleh karena itu, yang paling ideal adalah menempatkan narapidana terorisme dalam satu lapas.

"Sedang kita pikirkan bersama (bagaimana agar napi terorisme) terkonsentrasi di satu tempat saja," ujar Suhardi.

Terkait penanggulangan tindak pidana terorisme, Suhardi menyatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM.

Salah satu aspek dalam kerja sama tersebut adalah melatih para sipir yang menangani napi terorisme.

"Kerja sama ini menyiapkan para sipir yang terpilih, yang tahan banting," jelas Suhardi.

Baca juga: Bangun Kerja Sama dengan BNPT, Kemenkumham Akan Beri Data Perlintasan WNI dan WNA

Ia menyatakan, para sipir pun bakal dilengkapi dengan perlengkapan memadai. Dengan demikian, mereka bisa memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi napi terorisme.

Kemenkumham sendiri saat ini tengah membangun lapas super maximum security atau lapas dengan level pengamanan maksimal di Karanganyar, Nusakambangan.

Lapas dengan pengamanan superketat khusus untuk napi terorisme tersebut ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Kompas TV Dinilai masih rawan dari terorisme Nusa Tenggara Barat menjadi sorotan TNI dan Polri dalam penanganan keamanan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com