Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Heran Banyak Pengusaha Tambang Abaikan Rekomendasi

Kompas.com - 18/05/2018, 21:17 WIB
Yoga Sukmana,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengungkapkan keherannya kepada pengusaha tambang yang berani mengabaikan rekomendasi KPK terkait izin pertambangan. 

Padahal rekomendasi itu sedang diupayakan untuk diimplementasikan oleh pemerintah daerah. 

Saat ini, kata dia, banyak perusahaan tambang yang punya izin namun tidak punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dan yang sudah memiliki NPWP pun banyak yang tidak membayar pajak.

"Kami minta kepada pemerintah daerah yang mengeluarkan izin, ditutup (izinnya). Namun ada pemda yang dilawan dan kalah di pengadilan," ujarnya dalam dalam diskusi Refleksi Gerakan Anti-Korupsi, Menjawab Tantangan 20 Tahun Reformasi, Jakarta, Jumat (18/5/2018).

"Sehingga ada pejabat daerah itu yang datang dan menangis beneran. Dia bilang 'sedih sakit hati, saya ingin melaksanakan rekomendasi KPK,'" sambung Laode.

Baca juga: Pertama Kalinya KPK Menilai Kerusakan Lingkungan sebagai Kerugian Negara

Rekomendasi KPK, kata dia, tidak hanya ditandatangani Ketua KPK, namun juga diteken Presiden, Panglima TNI, Polri, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

"Semua sudah (ada tandatangan) tetapi itu dilawan dan masih banyak yang melawan," kata Laode.

Bagi KPK, sektor pertambangan terbilang aneh. Sebab mengacu pada data, banyak kejanggalan dalam penerbitan 10.000 izin di sektor pertambangan.

Misalnya, di Sulawesi Tenggara, Kalimatan Timur, dan Kalimatan Utara, luas konsesi lahan diizin tambang lebih luas dari pada luas daratan di daerah-daerah tersebut.

Kondisi ini, menurut Laode, persis seperti terjadi di sejumlah negara Asia Tenggara pada bebarapa tahun silam. Kini realitas itu dia temui di Indonesia.

"Dulu saya pikir enggak akan saya lihat di negeri sendiri, (sekarang) ada terjadi," kata dia.

Kompas TV ICW juga melihat dampak rusaknya lingkungan yang sangat parah, akibat ijin usaha pertambangan yang bermasalah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com