Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pererat Persatuan untuk Melawan Terorisme

Kompas.com - 13/05/2018, 22:44 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pimpinan organisasi massa Katolik menyatakan keprihatinannya atas aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja saat umat hendak melaksanakan ibadah.

Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Hargo Mandirahardjo meminta agar masyarakat melawan segala bentuk aksi teror dengan menciptakan suasana kondusif dan merawat komitmen kebangsaan.

"Kami mengajak semua pihak, khususnya umat Katolik di NKRI untuk menciptakan suasana yang kondusif di masyarakat, mempererat persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa untuk melawan kejahatan terorisme dan tetap merawat komitmen kebangsaan," ujar Hargo melalui keterangan tertulisnya, Minggu (13/5/2018).

Baca juga: Minggu Malam, 43 Korban Luka Bom Surabaya Masih Dirawat di 8 RS

"Mari kita bersatu melawan segala bentuk aksi teror. Semangat persatuan dan kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus terus-menerus kita jaga," ucapnya.

Selain itu, Hargo mendesak aparat keamanan agar mengusut tuntas jaringan pelaku aksi teror tersebut. Dengan begitu, aksi serupa tidak akan terulang kembali dikemudian hari.

"Hukum harus ditegakkan dan pelaku teror harus diproses melalui hukum yang berlaku dan mendapatkan hukuman yang setimpal," tuturnya.

Hargo mengatakan, aksi teror bom gereja di Surabaya menjadi bukti mulai hilangnya toleransi dan akal sehat.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Diduga Berasal dari Satu Keluarga

Ledakan bom tersbut tidak hanya merusak harta benda dan juga korban yang meninggal dunia, tetapi juga mengoyak kerukunan umat beragama yang seharusnya dijaga.

"Oleh karena itu, kepada seluruh elemen anak bangsa, kami mendorong untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan semangat kebersamaan, kegotong-royongan, mewujudkan solidaritas tanpa sekat tanpa terpecah belah oleh politik identitas dan ujaran kebencian," ucap Hargo.

Selain ISKA, beberapa ormas Katolik lainnya juga turut memberikan pernyataan, yakni Wanita Katolik Republik Indonesia, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Forum Masyarakat Katolik Indonesia dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta.

Sebelumnya, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Kompas TV Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat tidak menduga bahwa pelaku teror adalah warga Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com