Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misbakhun: Indonesia Harus Bangga Pemerintahan Jokowi Disebut Rezim Tol

Kompas.com - 07/04/2018, 08:42 WIB
Ihsanuddin,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, masyarakat Indonesia harus bangga dengan gebrakan Presiden Joko Widodo di bidang infrastruktur. Dia meyakini, kebijakan Jokowi menggenjot infrastruktur khususnya jalan tol akan mampu memacu perekonomian.

"Bayangkan begitu kita tumbuh ekonominya, pasti kita butuh pendukung proses produksi. Pertama butuh listrik, begitu kapasitas produksi ditingkatkan, mesin dimasukkan maka butuh butuh transportasi dan logistik. Apakah pendukung jalan yang sudah ada memadai?" ujar Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/4/2018).

Hanya saja, Misbakhun menekankan, pemerintah tentu tak bisa sendirian membangun infrastruktur. Karena itu, pemerintah melibatkan swasta.

Salah satu jurus pemerintah membujuk swasta agar mau membiayai proyek infrastruktur adalah memberikan insentif.  “Kamu (investor swasta, red) saya kasih kesempatan buat jalan dan kamu bisa menarik biaya ke setiap orang yang melewatinya,” ujarnya.

Baca juga : Awal Mei, Ganjil-Genap Berlaku di Tol Jakarta-Tangerang dan Jagorawi

Dia lantas mencontohkan jalan di Pantura Pulau Jawa yang menjadi jalur penting bagi perekonomian. Namun, jalur itu makin padat sehingga sering mengakibatkan kemacetan yang tidak efektif dan efisien secara ekonomi.

"Seperti di jalan Pantura tidak ada alternatif lain dan biayanya tinggi ya mau tidak mau bangun jalan tol. Kalau ingin lancar, cepat maka ini (tol, red) solusinya,” sebutnya.

Contoh lain adalah jalur kereta. Saat ini pemerintah menggenjot pembangunan jalur ganda atau double track.  “Kita sudah punya jalur kereta double track dan kita masih butuh kereta supercepat. Itu perlu, sebagai simbol negara maju," ujar politisi Golkar ini.

Dia menambahkan, Indonesia juga harus membangun infrastruktur yang bisa menjadi simbol sebagai negara maju. Apalagi negara tetangga di ASEAN juga sudah menunjukkan hal itu.

Sebagai contoh adalah Bangkok di Thailand yang sudah memiliki jalur kereta bawah tanah atau subway sejak 2004. Kuala Lumpur di Malaysia juga sudah punya light rail transit (LRT) sejak sebelum 2000.  “Nah Indonesia bagaimana? Ini harus diberikan dukungan. Masa kita berdesakan di Metromini, Kopaja. Maka ini yang harus kita dukung," ucapnya.

Misbakhun justru menganggap sindiran yang menyebut pemerintahan Presiden Jokowi sebagai rezim tol merupakan hal positif. Menurut dia, membangun karakter negara harus diwujudkan dengan infrastruktur yang bagus.

“Dan ini bisa memengaruhi imajinasi dunia bahwa Indonesia adalah negara yang maju. Maka sebutan rezim tol ini adalah sesuatu yang membanggakan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com