Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Rekrut Relawan Lokal untuk Jaga Pasokan Logistik di Asmat

Kompas.com - 05/03/2018, 20:19 WIB
Moh. Nadlir,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya memberikan pendampingan kepada masyarakat meski status kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua telah berakhir.

Hal itu diungkapkan, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI Harry Hikmat dalam diskusi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (5/3/2018).

"Kalau mereka tidak dipulihkan dengan suplai makanan dan bantuan sosial secara berkesinambungan itu akan percuma. Bisa kembali gizi buruk, makanya inisiatif kami harus ada relawan yang siap bergerak," ujar Harry.

Relawan yang direkrut sebagai Taruna Siaga Bencana (Tagana) tersebut pun bukan berasal dari luar daerah, tapi penduduk lokal setempat.

Baca juga : Merelokasi Warga Asmat?

"Kita rekrut Tagana, termasuk pembentukan kampung siapa bencana (KSB). Sudah ada 6 KSB. Jadi para relawan itu sekarang sudah bekerja. Ada 30 orang Tagana," ucap Harry.

Salah satu latihan yang diberikan Kemensos kepada para Tagana tersebut adalah kemampuan mengatur logistik.

"Secara sederhana in-off itu harus ketahuan. Misalnya masuk berapa barang, keluar berapa barang, semua harus tercatat. Lalu bagaimana itu sampai kepada yang membutuhkan kan daerah sana daerah sulit," kata dia.

Baca juga : Biaya Pembangunan Infrastruktur di Asmat Dua Kali Lebih Mahal

"Tagana bergerak langsung dari kapal ke gudang yang ditentukan. Dari gudang yang ditentukan diangkut ke gudang logistik. Usai dari gudang logistik dikirim lagi ke distrik-distrik, dari distrik sampai ke warga," sambungnya.

Rencananya, jumlah Tagana dan KSB akan diperbanyak oleh Kemensos dalam beberapa waktu mendatang sebagai percontohan.

"Tagana dan KSB akan ditambah lagi. Mudah-mudahan akan ada KSB yang lain. Harapan kami ini bisa jadi role model, percontohan di Papua utamanya di daerah yang rawan bencana KLB gizi buruk," kata dia.

Kompas TV Akses yang sulit salah satu penyebabnya banyak anak-anak Asmat meninggal karena campak dan gizi buruk.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com