Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Gambaran Menkes tentang Kondisi Korban Gizi Buruk di Asmat

Kompas.com - 29/01/2018, 18:12 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila Djoewita Moeloek telah meninjau langsung kondisi anak-anak yang menjadi pasien gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

Salah satu lokasi yang dia kunjungi ialah RSUD Agats di Asmat. Di rumah sakit itu, terdapat sejumlah ibu dan anak warga Asmat yang dirawat. Kondisi anak-anak yang terkena wabah gizi buruk, menurut Nila, sangat memprihatinkan.

"Terus terang memang ini kita harus menolongnya," kata Nila, dalam diskusi di gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).

"Betul-betul mereka itu anak-anak, ibu-ibu yang kekurangan gizi. Betul-betul ini busung lapar, dengan perutnya yang buncit," ujar dia.

(Baca juga: Gizi Buruk di Asmat, Pemerintah Ogah Dianggap Gagal)

Forum yang mengangkat tema "Memajukan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Papua" itu dihadiri Deputi II Kepala Staf Presiden Yanuar Nugroho, Menteri Sosial Idrus Marham, Plt Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Diah Indrajati, Kapuspen TNI Sabrar Fadhilah, dan pejabat Kemenkominfo.

Dari kiri foto ke kanan, Plt Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Diah Indrajati, Deputi II Kepala Staf Presiden Yanuar Nugroho, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Kesehatan Nila Djoewita Moeloek, dan Kapuspen TNI Sabrar Fadhilah, dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, di gedung serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).Kompas.com/Robertus Belarminus Dari kiri foto ke kanan, Plt Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Diah Indrajati, Deputi II Kepala Staf Presiden Yanuar Nugroho, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Kesehatan Nila Djoewita Moeloek, dan Kapuspen TNI Sabrar Fadhilah, dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, di gedung serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).
Nila yang juga berlatar belakang dokter ini langsung meyakini bahwa di dalam perut buncit anak-anak yang terkena gizi buruk itu terdapat cacing pita.

"Sebagai dokter, tentu saya bisa mikir ini isinya bukan karena buncit, tapi cacing, jelas. Kita tahu cacing pita ada, postif itu," ujar Nila.

Selain itu, kondisi pernafasan anak-anak korban gizi buruk, menurut Nila, terengah-engah.

"Pasti TBC, (atau) malaria," kata Nila.

(Baca juga: Ini Strategi Menkes Atasi KLB Gizi Buruk dan Campak di Asmat)

Sayangnya, ketika ibu dari anak-anak dengan gizi buruk itu ditanya penyebabnya, dia kurang mendapat penjelasan yang baik. Sebab, para ibu tersebut tidak bisa memahami bahasa Indonesia dengan baik.

Seorang ibu memberikan susu kepada anaknya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (27/1/2018). Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 dengan rincian penderita campak 7 pasien, gizi buruk 73 pasien, gizi buruk plus campak 2 pasien dan gizi kurang 6 pasien.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Seorang ibu memberikan susu kepada anaknya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (27/1/2018). Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 dengan rincian penderita campak 7 pasien, gizi buruk 73 pasien, gizi buruk plus campak 2 pasien dan gizi kurang 6 pasien.
Nila mengatakan, pengobatan terhadap anak kurang gizi mesti dilakukan secara perlahan. Cacing pita dalam perut anak yang kurang gizi ketika diberi obat cacing akan keluar dari tubuh melalui dubur, mulut, bahkan hidung.

Namun, lanjut Nila, yang paling berbahaya kalau cacing pita itu masuk ke paru-paru. Sehingga, menurut dia, pengobatan terhadap anak gizi buruk tidak bisa sembarangan.

"Anak kurang gizi ini kalau diberi makan langsung enggak mungkin. Kita harus pelan-pelan obati cacingnya," ujar Nila.

Sementara itu, Kemenkes menyatakan telah memeriksa 12.398 anak sejak September 2017 sampai 25 Januari 2018. Kemenkes menyatakan telah memberikan pelayanan optimal.

Data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.

(Baca juga: Satgas Terpadu KLB Asmat Temukan 646 Kasus Campak dan 144 Gizi Buruk)

Mereka kini ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat.

Kemenkes RI pada 16 Januari 2018 telah mengirim 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 dokter spesialis, empat dokter umum, tiga perawat, dua penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveillance.

"Saya berterima kasih ke tenaga kesehatan yang di sana. Ada dokter, ada tenaga TNI datang, dokter Kemenkes bantu di situ saat ini," ujar Nila.

Kompas TV Seorang ayah di Asmat, Papua, memiliki 11 anak yang 6 di antaranya, meninggal dunia akibat gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com