Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Gerindra Menguat jika Prabowo "Nyapres"

Kompas.com - 24/01/2018, 16:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lingkar Survei Indonesia menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar masih menjadi dua partai teratas untuk bersaing di pemilu legislatif (pileg) 2018 mendatang.

Meski begitu, bukan tidak mungkin Partai Gerindra yang saat ini berada di posisi ketiga akan menjadi kuda hitam.

"Gerindra akan menguat jika Prabowo masuk sebagai capres," kata peneliti LSI Rully Akbar dalam rilis survei LSI di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Hasil survei menunjukkan, apabila pileg dilakukan hari ini, maka PDI-P akan dipilih oleh 22,2 persen responden.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully AkbarKOMPAS.com/Indra Akuntono Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar

 

Sementara Golkar menyusul dengan 15,5 persen. Di peringkat ketiga ada Gerindra dengan 11,4 persen. 

(Baca juga: Survei LSI: PDI-P dan Golkar Akan Bersaing di Pemilu 2019)

Menurut Rully, Prabowo adalah figur sentral partai ini. Keputusan politiknya di Pilpres 2019 akan sangat mempengaruhi elektabilitas partainya.

"Faktor figur Prabowo sebagai kompetitor Jokowi masih memberikan harapan bagi Partai Gerindra," kata dia.

Bahkan, bila Prabowo menjadi calon wakil presiden-pun, maka menurut Rully, elektabilitas Gerindra juga tetap bisa terangkat.

(Baca juga: Soal Presidential Threshold, Gerindra Anggap MK Hilang Kewarasan)

 

"Gerindra bisa nomor 1 atau 2 jika Prabowo sukses sebagai capres atau cawapres," ujar Rully. 

Terlebih lagi, pemilu legislatif dan pemilu presiden akan digelar secara serentak. Maka figur capres yang diusung akan menentukan perolehan suara pileg.

"Pengaruh tokoh, ketua umum, figur yang kuat terasosiasi terhadap partai membantu mendongkrak elektabilitas partai," kara Rully.

Survei dilakukan pada 7-14 Januari 2014 dengan responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling.

Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 propinsi dari tanggal 7 sampai tanggal 14 Januari 2018. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen.

Kompas TV Lontaran mengejutkan disampaikan La Nyalla yang mengatakan ada permintaan 40 miliar rupiah untuk Partai Gerindra saat ingin mencalonkan lewat partai tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com