JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengingatkan jajarannya untuk mewaspadai potensi konflik sosial berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di dalam negeri.
Hal itu ia ungkapkan dalam pidatonya dalam rapat pimpinan (Rapim) Polri 2018 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK), Jakarta, Rabu (24/1/2018).
"Konflik sosial massal, berbau suku, ras, seperti Tanjung Balai beberapa waktu lalu di Sumatera Utara, apalagi yang berbau keagamaan, ini tak boleh terjadi," kata Tito.
Menurut Tito, cukup sekali saja kerusuhan seperti di Ambon, Maluku dan Poso, Sulawesi Tengah terjadi.
Ia berharap, kerusuhan sejenis tidak terjadi lagi di belahan wilayah Indonesia lainnya.
"Cukuplah Ambon, cukuplah Poso. Poso dan Ambon kita selesaikan dalam waktu yang sangat lama. Poso begitu jatuh korban 19 tahun," kata Tito.
Tito menekankan jajarannya melakukan pencegahan atau pemetaan potensi terjadinya konflik sosial tersebut, agar tak sampai pecah.
"Konflik sosial menjadi kunci. Penekanan saya kepada jajaran, lakukan pencegahan pemetaan potensi konflik, selesaikan potensi itu jangan sampai meledak," kata dia.
Jika konflik tersebut pecah, Tito akan ambil tindakan tegas kepada jajarannya. Tak main-main, Tito mengancam akan mencopot jajarannya yang lalai.
"Apakah konflik itu terjadi tanpa ada informasi intelijen baik dari jajaran intelijen maupun Binmas kepada para Kepala Satuan, Kapolres atau Kapolda," kata dia.
"Kalau ternyata tidak ada informasi dari jajaran intelijen, Binmas, copot pimpinan Binmas, copot pimpinan intelnya. Berarti mereka enggak kerja. Tingkat Polres, Kasat Intel copot, Kasat Binmas copot. Tingkat Polda Dir Intel copot, Dir Binmas copot. Bhabinkamtibmas enggak jalan," kata dia.
Termasuk, kata Tito, jika laporan sudah diberikan oleh jajarannya di bawah, namun Kapolda di masing-masing daerah tak merespons. Maka Kapolda tersebut akan ia copot dari jabatannya.
"Tapi kalau informasi sudah disampaikan bahwa akan terjadi potensi konflik akan meledak dan disampaikan ke Kapolda, tapi Kapolda tidak melakukan reaksi atau respons yang tepat untuk menangani itu dengan segenap sumber dayanya, Kapoldanya saya copot, Kapolresnya copot," kata dia.
Tito menegaskan, ancamannya tersebut sudah sering ia buktikan selama ini.
"Ini sudah jalan, yang copot juga sudah banyak," kata mantan Kapolda Metro Jaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.