Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Yakin Hadirkan Kejutan pada Pilkada Jabar

Kompas.com - 22/12/2017, 16:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar masih belum menetapkan dukungannya untuk Pilkada Jawa Barat. Sebelumnya, partai berlambang beringin itu mencabut dukungan untuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I Wilayah Jawa, Sumatera DPP Partai Golkar, Nusron Wahid menuturkan, pihaknya menyiapkan tiga simulasi. Semua simulasi, kata dia, masih memungkinkan.

"Semua mungkin, politik semua mungkin. Buat Jabar pasti ada kejutan-kejutan. Dan dalam waktu yang sangat singkat dan tepat akan kami umumkan," ujar Nusron di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (22/12/2017).

Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid kemudian memaparkan tiga simulasi yang disiapkan. Pertama, opsi berkoalisi dengan partai-partai yang mendukung Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

(Baca juga: Pengamat: Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil Berpotensi Ditinggalkan Partai Koalisi)

Deddy nantinya akan disandingkan dengan Dedi Mulyadi, Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat yang siap diusung Partai Golkar. Untuk opsi tersebut, Golkar terbuka untuk posisi cagub maupun cawagub.

Sementara opsi kedua adalah masih bersama Partai Nasdem, PKB dan PPP mendukung Ridwan Kamil. Namun, kata Nusron, Golkar mensyaratkan Dedi Mulyadi sebagai wakilnya.

Sedangkan opsi ketiga adalah koalisi bersama PDI Perjuangan. Namun, figurnya masih akan dibicarakan.

"Yang jelas DPP Partai Golkar memutuskan mengusung Dedi Mulyadi menjadi gubernur atau wakil gubernur," ucap Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu.

"Kata kuncinya tetap Dedi Mulyadi," ucap Nusron.

(Baca juga: Diminta Golkar Berpasangan dengan Dedi Mulyadi, Ini Tanggapan Ridwan Kamil)

Ditolak tiga kali

Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid menuturkan, pihaknya mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil karena Wali Kota Bandung itu dinilai tidak konsisten.

Padahal, Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) sendiri yang meminta dipasangkan dengan kader Golkar, Daniel Muttaqien. Permintaan itu bahkan dilakukan sampai tiga kali.

"Dia yang minta dan itu sampai tiga kali tetap dia minta Daniel. Dan tetap menolak Dedi Mulyadi, sementara DPP menghendaki Dedi Mulyadi," ucap Nurdin.

(Baca juga: Golkar Diyakini Akan Gandeng PDI-P Usung Dedi Mulyadi)

Pertimbangan Emil saat itu adalah karena secara geopolitik, Daniel cenderung menguasai daerah Pantai Utara (Pantura). Sedangkan Emil lemah di daerah tersebut. Pada akhirnya, Golkar sempat menyanggupi keinginan Emil saat itu.

"Tapi setelah ditetapkan dan diserahkan secara resmi oleh Ketum, ketika itu Pak Setya Novanto dan Pak Sekjen itu tiba-tiba dia melakukan improvisasi yaitu melakukan konvensi-konvensi yang tidak jelas," tuturnya.

Kompas TV Partai Golkar akhirnya memutuskan untuk kembali mendukung Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam pemilihan gubernur Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com