Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Jaringan Pengedar, 600.000 Butir Ekstasi Sengaja Diloloskan dari Bandara

Kompas.com - 23/11/2017, 17:06 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri mengungkap jaringan peredaran narkotika dari Belanda berupa 600.000 butir ekstasi.

Bareskrim Polri memberi informasi kepada pihak Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta bahwa akan ada paket narkotika yang masuk lewat udara pada awal November 2017.

Ekstasi tersebut dimasukkan ke kotak besar yang diberitahukan berisi vacuum machine.

"Tapi kami X-Ray ternyata bukan itu. Sudah ada barang itu di gudang impor," ujar Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Erwin Situmorang, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (23/11/2017).

Namun, Bea Cukai sengaja meloloskan barang tersebut dan diperbolehkan dibawa ke luar bandara.

Kemudian, satgas gabungan Bareskrim Polri dan Bea Cukai mengikuti ke mana barang tersebut dibawa.

Menurut Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, petugas sengaja meloloskan paket ekstasi itu untuk menelusuri sindikat yang mengirim dan menerimanya.

"Barang itu sengaja dibiarkan keluar lalu kami ikuti. Kalau hanya kami tahan barangnya, tidak dapat siapa-siapa, tidak bisa kami kembangkan. Sengaja, supaya kami tahu ini jaringannya mana," kata Ari.

Akhirnya, pada 8 November 2017, satgas gabungan menggerebek rumah di Perumahan Villa Mutiara Gading, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Di sana, petugas menyita dua kotak besar berisi 120 bungkus ekstasi yang terdiri dari tiga warna, hijau muda, merah muda, dan oranye.

"Petugas mengamankan tersangka atas nama Dadang Firmanzah dan Waluyo," kata Ari.

Setelah memeriksa intensif kedua tersangka, diketahui ada pihak pengendali yang mengatur keluar masuknya barang haram tersebut.

Dadang dan Waluyo bekerja di bawah komando dua narapidana dari Lapas Klas I Surakarta bernama Andang Anggara dan napi Lapas Klas I Gunung Sindur bernama Sonny Sasmita.

Pada hari yang sama, satgas melakukan control delivery atau mengikuti ke mana ekstasi pesanan itu disebarkan Dadang dan Waluyo.

Kemudian, diketahui satu bungkus ekstasi dikirim ke Randy Yuliansyah dan empat bungkus ke Handayana Elkar Manik di Lotte Marta Grand Pramuka City, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Jadi semua ada empat yang ditangkap," kata Ari.

Untuk memeriksa dua napi, polisi berkoordinasi dengan pihak lapas Surakarta dan Gunung Sindur.

"Tinggal administrasi perijinan untuk kita periksa dan penyidikan lebih lanjut," kata Ari.

Kompas TV Badan Narkotika Nasional kamis siang akan memusnahkan 191 Kg narkotika jenis sabu, 43.350 pil ekstasi dan 520 Kg ganja kering.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com