Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Hari Sumpah Pemuda Jadi Momentum Melawan "Penjajahan" Anak dan Remaja

Kompas.com - 28/10/2017, 11:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan peringatan sumpah pemuda patut menjadi momentum untuk menggelorakan semangat melawan kejahatan terhadap anak.

Ia menyebut, saat ini Indonesia menghadapi pola penjajahan baru yang menyasar remaja dan anak-anak. Para pemuda, kata dia, harus menjadi penggerak untuk menuntas tindak kejahatan tersebut.

"Kejahatan terorisme terus menyasar anak dan remaja. Ini menu baru penjajahan di era kini," ujar Susanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (27/10/2017).

Di sisi lain, kata Susanto, ekspansi distribusi pornografi semakin menjadi hal yang serius yang menjadikan anak sebagai target. Inilah yang seringkali memicu anak sebagai pelaku penyimpangan seksual, di samping faktor disfungsi pengasuhan, minimnya kontrol sosial, serta adanya kecenderungan bergesernya standar nilai etik di masyarakat.

(Baca: Sumpah Pemuda Milenial)

Susanto mengatakan, kejahatan berbasis siber menjadi modus baru para pelaku kejahatan.

"Bandar narkoba tak lagi menggunakan pola manual dalam perdagangan narkotika, namun strateginya bergeser menggunakan pendekatan teknologi," kata Susanto.

Perkembangan teknologi membuat anak-anak semakin mudah terakses oleh pelaku kejahatan. Modus tersebut, kata Susanto, membuat orangtua kewalahan untuk memastikan anaknya tak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.

(Baca: Rayakan Sumpah Pemuda, Jokowi Main Bulu Tangkis dengan Para Atlet)

Di samping itu, kasus ekspolitasi anak untuk kepentingan ekonomi juga masih cukup serius.

"Terbaru, ada dugaan pabrik petasan di Tangerang menghebohkan publik. Ia diduga melibatkan anak bekerja di sektor berbahaya dengan gaji rendah dan target tinggi," kata Susanto.

Banyaknya kasus kejahatan terhadap anak, kata Susanto, membuat peran pemuda sangat diperlukan untuk mengatasinya. Penanganan kasus anak harus menjadi panggilan jiwa pemuda.

"Maka cegah dengan cara yamg jitu agar anak indonesia terselamatkan dari paparan kejahatan," kata Susanto.

Kompas TV 28 Oktober kita akan memperingati Hari Sumpah Pemuda. Nah bagaimana era generasi milenial memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com