Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Ungkap Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Warga Jawa Barat

Kompas.com - 25/10/2017, 06:28 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menilai, karakter pemimpin yang dibutuhkan bagi masyarakat Jawa Barat adalah pemimpin yang yang mampu merespons secara cepat dan tepat atas kebutuhan masyarakat.

"Pemimpin yang bisa memahami kebutuhan mereka secara cepat," kata Dedi, Hal dalam kunjungannya ke kantor redaksi Kompas.com di Jakarta, Selasa (25/10/2017).

Ia mencontohkan, soal kebutuhan akses kesehatan bagi masyarakat Jawa Barat. Menurut dia, saat ini rumah sakit umum yang menjadi rujukan untuk berobat secara murah hanya satu, yakni RSUP Hasan Sadikin di Bandung.

RS itu pun, kata Dedi, bukan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melainkan milik Kementerian Kesehatan.

Karena keterbatasan itu, lanjut Dedi, bahkan ada seorang pasien yang harus menunggu hingga enam bulan untuk dioperasi atas penyakit yang diderita.

"Orang Jawa Barat itu mendapat akses kesehatannya saja berat," kata dia.

(Baca juga: Diundang PDI-P, Dedi Mulyadi Siap Paparkan Ide tentang Membangun Jabar)

Dedi melanjutkan, secara umum guna mengatasi persoalan terkait bidang kesehatan ini diperlukan langkah yang tak biasa dari sistem yang selama ini diterapkan. Misalnya, terkait kesejahteraan yang diperoleh dokter.

Selama ini, menurut Dedi, logika yang dipahami di masyarakat adalah tingginya penghasilan seorang dokter ditentukan oleh banyaknya jumlah pasien yang ditangani. Dengan demikian, belum terdorong bagi dokter untuk melakukan upaya pencegahan.

Menurut Dedi, semestinya konsep logikanya dibalik. Dokter yang semakin sedikit pasiennya, akan semakin tinggi pula penghasilannya. Sebab, dengan cara inilah dokter akan terpacu dan berupaya menjaga masyarakat supaya tidak sakit.

Dedi mengatakan, cara ini sudah diterapkan di Purwakarta.

"Dia (masyarakat Jabar) butuh dokter di setiap desa dengan logika terbalik. Dokter semakin sedikit pasien, semakin tingggi penghasilannya. Ini sudah diterapkan di Purwakarta, sehingga dokter berusaha agar rakyat tidak sakit," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini.

(Baca juga: Kata Dedi Mulyadi soal Masalah Sekolah hingga Tradisi Kawin Muda)

Dedi Mulyadi sendiri diprediksi akan menjadi salah satu calon gubernur dalam kontestasi Pilkada Jawa Barat. Namun, hingga saat ini belum ada partai yang secara resmi mengusung Dedi Mulyadi.

Adapun pesaing berat Dedi dalam Pilkada Jabar antara lain Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Saat ini, baru Ridwan Kamil yang secara resmi diusung tiga partai politik dan mengantongi tiket pencalonan. Adapun tiga partai itu adalah Partai Nasdem, PKB, dan PPP.

Kompas TV Beredar Surat DPP Golkar, Ini Kata Dedi Mulyadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com