Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Bandar Narkoba yang Mati Masih Kurang Banyak

Kompas.com - 19/10/2017, 15:26 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan untuk tetap menembak di tempat bandar dan pengedar narkoba yang tidak menyerah demi menjaga keselamatan generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba.

Hal itu disampaikan Kepala BNN Budi Waseso saat pemusnahan narkoba dan pelantikan Satuan Tugas Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Kamis (19/10/2017).

"Mereka bilang, BNN tidak boleh menembak di tempat. Kata siapa?" ujar Budi Waseso seperti dikutip Antara.

(baca: Buwas: Oknum Lapas yang Terlibat Jaringan Narkoba Layak Dicincang)

Kondisi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Air, menurut mantan Kabareskrim Polri itu, sangat memprihatinkan dan mengancam keamanan bangsa dan negara.

BNN mencatat, selama ini ada sekira 15.000 orang Indonesia mati setiap tahun akibat terlibat penyalahgunaan narkoba.

Dengan ancaman yang sudah di depan mata tersebut, dinilainya, sudah sangat wajar jika diperlukan tindakan tegas.

Salah satu tindakan tegas yang dilakukan, ia menyatakan, adalah menembak mati bandar dan pengedar barang yang dapat merusak mental dan kesehatan manusia.

(baca: Buwas Sebut Peredaran Narkoba di Indonesia Sudah Sangat Parah)

Apalagi, katanya, mayoritas pengedar narkoba selalu mengulangi perbuatannya setelah menjalani masa hukuman.

Mereka hanya berorientasi pada keuntungan materi tanpa mempedulikan kelangsungan generasi bangsa.

"Bandar yang mati masih kurang banyak. Mereka sudah membunuh ribuan orang, sedangkan bandar, hanya puluhan orang," kata pria yang akrab disapa Buwas itu.

Oleh karena itu, ia menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak akan memedulikan tantangan yang dihadapi dalam memberantas narkoba, termasuk pendapat berbagai pihak bahwa BNN tidak berhak menembak bandar dan pengedar narkoba.

BNN, kata dia, diberikan senjata api dalam menjalankan tugas. Buwas menekankan, agar anggota BNN di seluruh Indonesia untuk tidak ragu menembak bandar dan pengedar narkoba, yang selalu mencari celah melawan hukum tanpa kenal menyerah.

Dengan gaya berkelakar, ia menyebutkan, petugas BNN tidak akan berdosa jika menembak mati bandar dan pengedar narkoba dengan tujuan menyelamatkan jutaan manusia, terutama kalangan generasi muda.

"Kalau wafat nanti, lalu ditanya malaikat alasan membunuh orang. Tinggal jawab, saya memang membunuh, tapi membunuh orang yang telah membunuh ribuan orang, nanti dilepaskan malaikat," kata Buwas, sambil disambut tawa peserta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com