Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menkes Meledek KSAU di Hadapan Panglima TNI

Kompas.com - 28/09/2017, 19:33 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek hadir dalam bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (28/9/2017).

Selain Nila, acara tersebut juga dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo serta Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara.

Saat menyampaikan sambutan, Nila sempat meledek Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahyanto. Awalnya, Nila membahas soal tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

"Satu tahun saja, angka yang kami peroleh 25.686, sekitar demikian. Kalau dibadingkan yang lain, angka ini termasuk sangat tinggi," kata Nila.

(Baca juga: Presiden Minta Menkes Angkat Prestasi Bidang Kesehatan ke Publik)

Menurut dia, kecelakaan lalu lintas menjadi persoalan nomor dua tertinggi di dunia, setelah penyakit jantung dan stroke.

Salah satu penyebab munculnya penyakit jantung dan stroke, adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan berlebihan.

"Jadi penyakit kardiovaskular adalah nomer satu, penyakit stroke nomor satu," kata dia.

Nila kemudian menyinggung soal pentingnya mengonsumsi makanan sehat yang cukup kepada tamu undangan yang hadir. Secara khusus kepada Marsekal Hadi yang menurut Nila, salah satu kancing bajunya terlepas lantaran perutnya bertambah besar.

"Saya titip, Pak, kita harus makan yang sehat. Tadi pagi kita sudah diberikan makanan oleh ibu-ibu, tolong diperhatikan," kata Nila.

"Tadi Pak KSAU sampai kancingnya lepas karena perutnya tambah 1 senti (meter) ke depan," ucap dia.

Celetukan Nila disambut tawa para tamu undangan. Begitu pula dengan Marsekal Hadi dan Istrinya juga ikut tertawa.

Menteri Nila memang menyebut KSAU dalam acara tersebut. Namun, saat itu yang kancing seragamnya terlepas adalah KSAL Laksamana Ade Supandi. Ade Supandi sendiri mengaku kancing bajunya terlepas karena tersangkut ujung meja.

Kemudian, Nila mengingatkan bahwa upaya pencegahan timbulnya penyakit lebih baik dari pada mengobati. Sebab, jika dihitung-hitung, maka biaya mengobati lebih besar daripada pencegahan.

"Kita harus kembali pada preventif promotif, kita tidak mau lagi harus kuratif karena kita mengetahui biaya kuratif ini sangat tinggi," ujarnya.

Kompas TV 2 Menteri Wanita Hadir di Perayaan HUT Polwan ke-69
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com