Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dua Pemuda Perancis yang Ingin Sungai Citarum Bebas dari Sampah

Kompas.com - 19/09/2017, 20:28 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gary Bencheghib dan saudaranya Sam adalah dua pemuda asal Perancis yang memiliki kecintaan terhadap Indonesia. Meski tidak lahir di Indonesia, keduanya sama-sama pernah tinggal di Bali.

"Saya tumbuh dan besar di Bali sejak usia sembilan tahun. Sejak saat itu, Indonesia adalah tanah air saya," ujar Gary saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (19/9/2017).

Kecintaan Gary dan Sam terhadap keindahan alam Indonesia memancing kepedulian mereka terhadap kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia yang terjadi di Indonesia.

Menurut Gary, semua bermula saat sembilan tahun lalu, ia dan Sam berselancar di Pantai Canggu, salah satu pantai indah dan eksotis yang ada di Bali. Saat itu, kondisi pantai dan air laut dipenuhi oleh sampah plastik.

Pengalaman itu membuat Gary berinisiatif untuk membuat gerakan mahasiswa yang diberi nama "Make a Change Bali". Gerakan itu bertujuan untuk mengorganisasi kegiatan pembersihan pantai dan menumbuhkan kesadaran tentang polusi plastik.

"Mulai saat ini, kami aktif untuk membuat Make a Change World, sebuah organisasi global untuk melawan polusi sampah plastik di seluruh dunia," kata Gary.

(Baca juga: Setiap Hari, Ada 1.500 Ton Sampah Dibuang di Sungai Citarum)

Sungai Citarum

Tahun lalu, Gary melakukan kampanye pembersihan sampah plastik di Sungai Mississippi, Amerika Serikat. Kampanye dilakukan bersama lima temannya dengan menaiki perahu yang dibuat dari sampah botol plastik.

Menurut Gary, tujuan kampanye ini untuk membuat kesadaran masyarakat AS tentang dampak kerusakan lingkungan akibat tumpukan sampah plastik.

Tahun ini, Gary kembali ke Indonesia dan mengunjungi Sungai Citarum, salah satu sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat.

"Kami pilih Sungai Citarum, karena sungai ini salah satu sungai yang sangat penting fungsinya di Indonesia. Tapi, sekaligus salah satu sungai yang paling tercemar di dunia," kata Gary.

Halaman:


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com