KENAPA Eksklusif? Kenapa pula dari Gunung Salak?
Kedua hal ini yang saya temukan. Cerita ini belum pernah ditelusuri sebelumnya. Di Gunung Salak Hatf Saiful Rasul, bocah 11 tahun asal Indonesia, bergabung dengan ISIS. Fotonya viral. Ia berangkat ke Suriah dan tewas di sana.
Jalur curam menuju Ibnu Mas’ud
Pagi itu saya tiba di sebuah desa di kaki Gunung Salak. Desa Sukajaya namanya. Menurut google maps, desa ini berjarah sekitar 80-90 kilometer dari pusat kota Jakarta. Perlu waktu 2,5 jam untuk menuju ke sana.
Desa Sukajaya masuk dalam wilayah Kabupaten Bogor. Saya harus menelusuri jalan-jalan sempit untuk sampai ke sana.
Jika salah jalan, kita bisa masuk ke sebuah jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu mobil dengan jurang di kanan-kiri sedalam kurang lebih 30 meter.
Sekian jam menyusuri jalan kecil yang berkelok-kelok akhirnya saya tiba di sebuah tempat pendidikan, persis di jalur pendakian menuju Gunung Salak.
Saya tidak tahu kenapa mereka memilih tempat ini sebagai tempat pendidikan. Sebelumnya, pada 2013, Detasemen Khusus Densus 88 anti teror Polri, sempat menemukan tempat latihan militer alias I’Dad, di salah satu tempat di lereng Gunung Salak.
Saya sempat menanyakan hal ini kepada Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Profesor Irfan Idris. Ia hanya menjawab bahwa penyelidikan masih terus dilakukan.
Merekam gerak-gerik saya
Setibanya di sana, saya coba memasuki sebuah lembaga pendidikan. Pada plangnya tertulis Pesantren Ibnu Mas’ud. Hanya Lembaga pendidikan inilah yang menjadi tempat belajar Hatf Saiful Rasul sebelum ia berangkat ke Suriah dan tewas.
Selepas mengucapkan salam, saya masuk ke dalam. Saya tanya ke kanan dan ke kiri pada setiap orang yang saya temui di sana. Sayangnya, semuanya menjauh.
Baik lelaki maupun perempuan tampak dingin menerima kedatangan saya. Tidak ada satupun yang mau menjawab pertanyaan dan bahkan salam saya.
Sungguh janggal. Malah ada sejumlah lainnya yang justru merekam kedatangan dan gerak-gerik saya di sana.
Dilarang masuk ke dalam