Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei CSIS: 68,3 Persen Responden Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 12/09/2017, 12:50 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kepuasan publik atas kinerja Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mengalami peningkatan dalam tiga tahun belakangan, yakni sejak 2015 sampai 2017.

Hasil tersebut berdasarkan survei nasional yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis Selasa, (12/9/2017).

Peneliti Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes mengatakan, berdasarkan hasil survei didapatkan tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja Jokowi tahun 2015 sebesar 50,6 persen.

Kemudian, pada 2016 naik menjadi 66,5 persen. Sementara pada tahun ini naik menjadi 68,3 persen.

"Dari tahun ke tahun publik puas dengan kinerja presiden," kata Arya di kantor CSIS, Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).

Adapun kepuasaan publik meningkat terhadap tiga bidang utama, yakni bidang hukum, ekonomi dan maritim.

Pada bidang hukum, sebanyak 64,0 persen merasa puas atas kinerja pemerintah di 2017.

Pada tahun sebelumnya, kepuasan sebanyak 62,1 persen dan pada 2015 kepuasan publik tercatat 51,1 persen.

Di bidang ekonomi pada 2017, sebanyak 56,9 persen publik merasa puas. Pada 2016, tercatat 46,8 persen publik merasa puas. Sementara di 2015, kepuasan publik sebesar 30,0 persen.

Di bidang maritim pada 2017, sebanyak 75,5 persen publik merasa puas. Tahun sebelumnya, ingkat kepuasan publik tercatat sebesar 63,3 persen.

Sementara pada 2015 kepuasan publik berada pada angka 59,4 persen.

Arya menjelaskan, naiknya tingkat kepuasan publik pada bidang ekonomi karena dalam kurun waktu lima tahun kondisi pembangunan mengalami peningkatan.

"Dibandingkan lima tahun lalu, kondisi perekonomian keluarga tidak banyak mengalami perubahan, begitu juga kondisi perekonomian secara umum. Namun, kondisi pembangunan dianggap sangat baik dibandingkan 5 tahun yang lalu," kata Arya.

Sementara pada bidang hukum, kata dia, kepuasan meningkat karena munculnya optimisme publik terhadap komitmen pemerintah dalam bidang-bidang hukum, misalnya dukungan memperkuat KPK, mendorong reformasi di Kepolisian dan keinginan memberantas mafia peradilan.

Hal serupa, menurut Arya, juga terjadi pada sektor maritim.

"Optimisme publik di bidang maritim juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu dan kenaikan yang cukup signifikan terjadi di bidang pembangunan infrastruktur maritim seperti tol laut dan pelabuhan serta komitmen mewujudkan negara maritim yang besar dan memperkuat pertahanan maritim," kata dia.

Survei dilakukan terhadap 1.000 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia dengan penarikan sampel responden secara acak dan metode multi-stage random sampling.

Adapun margin of error sebesar +/- 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com