JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa bersilaturahim ke Pesantren milik Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al Alawi Al Maliki Al Hasani di Mekah, Arab Saudi, di sela melaksanakan ibadah haji, Senin (4/9/2017).
Dalam kesempatan itu, Khofifah dan Sayyid Alawi juga membahas aksi kekerasan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
"Aksi tersebut tidak bisa terus dibiarkan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mengambil tindakan tegas terhadap pemerintahan Myanmar," kata Khofifah melalui keterangan tertulis, Rabu (6/9/2017).
Khofifah juga meminta kepada salah satu ulama besar di Mekah itu untuk mendoakan Indonesia agar senantiasa aman, tenteram dan damai.
"Dijauhkan dari berbagai ancaman radikalisme dan terorisme yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa akhir-akhir ini," ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, Sayyid Alawi juga menanyakan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Khususnya, kondisi Nahdhatul Ulama dan Muslimat NU.
"Beliau juga menyoroti perihal paham radikal internasional dan terorisme yang sudah masuk ke Indonesia," kata dia.
Khofifah mengatakan, ancaman tersebut harus ditangkal dengan kekuatan pesantren moderat seperti yang selama ini dikembangkan oleh NU.
"Beliau juga meminta bangsa Indonesia untuk mewaspadai kekuatan sosialis kapitalis yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata Khofifah.