Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan HUT RI, Istana Berupaya Datangkan Seluruh Mantan Presiden

Kompas.com - 15/08/2017, 18:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan hari kemerdekaan ke-72 RI di Istana Presiden pada 17 Agustus 2017 mendatang diprediksi lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya.

Istana berupaya keras menghadirkan seluruh mantan presiden Indonesia dalam momen tersebut.

"Acara 17 Agustusan tahun ini mudah-mudahan berbeda dari sebelum- sebelumnya. Karena diharapkan seluruh pemimpin yang ada itu bisa hadir," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Presiden, Selasa (15/8/2017).

"Seluruh pemimpin itu maksudnya mantan-mantan pemimpin (negara)," kata dia.

Pramono mengonfirmasi bahwa Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri akan hadir.

Saat ditanya apakah Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono juga akan hadir, Pramono mengatakan, pihaknya sedang berusaha agar hal itu terwujud.

"Pokoknya diharapkan pemimpin-pemimpin itu hadir dan kita sedang tunggu konfirmasinya," ujar Pramono.

Dalam peringatan hari kemerdekaan RI tahun ini, lanjut Pramono, Istana Kepresidenan ingin menghadirkan kegembiraan untuk masyarakat melalui serangkaian acara. Ini termasuk dengan kehadiran seluruh mantan presiden.

Selain itu, Istana Kepresidenan juga akan menghadirkan pertunjukan bagi rakyat umum. Namun, Pramono belum mau mengungkapkannya secara rinci.

"Tahun ini akan ada serupa ekspresi perasaan. Yang jelas berbeda dengan tahun lalu. Apa itu ekspresi perasaan? Ya macam-macam, nanti saja dilihat," ujar Pramono.

(Baca juga: Para Pejabat dan Menteri Akan Pimpin Upacara HUT RI di 9 Wilayah Perbatasan)

Diketahui, peringatan kemerdekaan di Istana Kepresidenan biasanya diisi dengan upacara penaikan dan penurunan bendera merah putih.

Semenjak era Presiden Jokowi, peringatan diwarnai dengan nuansa berbeda. Mulai dari mengundang lebih banyak masyarakat dibandingkan pejabat, hingga penyelenggaraan pentas musik di Istana.

Kompas TV Karantina Paskibraka 2017 berlangung untuk menguji kekompakan 68 putra putri terbaik dari 34 provinsi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com