Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Kesulitan Minta Keterangan Novel Baswedan di Singapura

Kompas.com - 01/08/2017, 18:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, kepolisian sudah dua kali mencoba meminta keterangan penyidik KPK Novel Baswedan di Singapura.

Sebelumnya, Novel telah beberapa kali dimintai keterangan awal, namun tidak dimasukkan dalam berita acara pemeriksaan.

"Kami coba nanti yang ketiga ini bisa diambil keterangan," ujar Rikwanto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Rikwanto mengatakan, korban berhak menolak diperiksa jika belum bersedia atau merasa kondisi kesehatannya belum memungkinkan.

Baca: Sketsa Penyerang Novel Baswedan, Polri Gandeng Kepolisian Australia

Namun, belakangan Novel menyatakan bahwa kesehatannya sudah mulai membaik.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat penyidik akan kembali ke Singapura.

"Untuk mempercepat proses pengungkapan ini diperlukan keterangannya. Mudah-mudahan nanti kalau ada waktu yang sudah tersedia, tim penyidik berangkat ke sana," kata Rikwanto.

Penyidik akan mengajak perwakilan dari KPK untuk mendampingi Novel.

Hal ini sudah disepakati sejak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menemui Pimpinan KPK beberapa waktu lalu.

"Iya kami akan jalan bareng. Jadi nanti ke Singapura bersama KPK," kata Rikwanto.

Baca: Polisi Cari Pria yang Menanyakan Gamis di Rumah Novel Baswedan

Dalam pemeriksaan nanti, penyidik akan mengonfirmasi sejumlah temuan dalam proses penyidikan, termasuk soal pernyataan Novel yang menyebut adanya keterlibatan jenderal polisi di balik kasus penyiraman air keras itu.

"Itu perlu kami dalami dari Novel sendiri. Itu termasuk isu, rumor, atau fakta hukum," kata Rikwanto.

"Kalau suatu rumor tidak masalah. Tapi kalau itu sudah fakta hukum dan ada alat buktinya, kita akan lakukan penyidikan," lanjut dia.

Kompas TV Kemungkinan Adanya Jenderal di Balik Penyiraman Novel 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com