Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Ingatkan Pentingnya Pengisian Kolom Agama di KTP

Kompas.com - 28/07/2017, 11:55 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus diisi sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini disampaikan Tjahjo menyikapi banyaknya pertanyaan terkait pengisian kolom agama pada KTP.

Adapun enam agama yang diakui undang-undang yakni agama Hindu, Budha, Katolik, Kristen Protestan, Islam, dan Kong Hu Cu.

"Apabila penduduk beragama Islam, pada kolom agama diisi Islam, maka pada kolom agama diisi Islam. Demikian juga halnya dengan penduduk yang memeluk agama lainnya," kata Tjahjo melalui pesan tertulisnya Kamis (28/7/2017).

Bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan maka kolom agama tidak diisi.

Ketentuan tersebut sesuai amanat Pasal 64 ayat (5) Undang-Undang 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi pelayanan publik terhadap mereka.

"Tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan," kata Tjahjo.

(Baca: Pengosongan Kolom Agama Digugat)

Terkait dengan pemeluk Ahmadiyah, misalnya, sesuai ketentuan undang-undang maka pada kolom agama tidak boleh ditulis Ahmadiyah, melainkan ditulis Islam. Ketentuan undang-undang ini berlaku di seluruh Indonesia, baik pusat maupun di daerah.

Hal ini perlu ditegaskan Tjahjo, karena di beberapa daerah Warga Ahmadiyah tidak mau jika pada KTP miliknya maka kolom agama ditulis Islam, melainkan harus ditulis Ahmadiyah.

"Untuk kasus seperti ini, penduduk tersebut tidak diberikan KTP-el. Sikap tegas ini didasarkan atas amanat undang-undang dan harus berlaku sama di seluruh Indonesia karena pemerintahan Indonesia adalah satu. Pemerintahan yang harus tunduk dengan amanat undang-undang," kata Politisi PDI-P tersebut

Kompas TV Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, jemaah Ahmadiyah memang dilarang menyebarluaskan ajarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com