Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Pastikan Tak Ada Masalah Utang antara Hermansyah dengan Para Pelaku

Kompas.com - 12/07/2017, 19:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, meski pelaku penyerangan pakar telematika Hermansyah berprofesi sebagai debt collector, motifnya bukan karena utang.

Ia memastikan bahwa penusukan Hermansyah dilakukan spontan karena kendaraannya bersenggolan.

"Dari hasil penyelidikan sementara tidak ada kaitannya dengan utang, tapi kaitannya dengan tabrakan," ujar Setyo, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Dari pengakuan pelaku, kejadian berawal saat mobil Hermansyah disalip dan tak sengaja tersenggol mobil yang dikendarai pelaku.

Tak terima mobilnya tersenggol, Hermansyah langsung mengejar mobil pelaku dan terjadi percekcokan.

Baca: Polisi Deteksi Keberadaan Dua Penyerang Hermansyah yang Masih Buron

Tiba-tiba, dari belakang muncul mobil yang dikendarai pelaku lain.

Hermansyah langsung diserang menggunakan pisau.

Meski demikian, polisi masih mendalami motif lain dari penusukan itu.

"Kami juga akan meneliti motif-motif lain," kata Setyo.

Dua dari empat pelaku pengeroyokan Hermansyah ditangkap di Sawangan, Depok, Rabu dini hari. Mereka adalah Laurens Paliyama (31) dan Edwin Hitipeuw (37).

Baca: Polisi Cari Perempuan Karaoke yang Ada di Mobil Pengeroyok Hermansyah

Mereka mengaku di bawah pengaruh minuman keras saat peristiwa terjadi.

Usai menyerang Hermansyah, mereka melarikan diri ke Bandung untuk menghilangkan jejak.

Saat ini, polisi masih memburu dua pelaku lain yang diduga terlibat dalam penyerangan ini.

Kompas TV Bersenggolan Mobil, Pakar Telematika ITB Dibacok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com