Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah: Tak Ada Gunanya Jokowi Bangun Pos Perbatasan Megah

Kompas.com - 12/07/2017, 12:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik pembangunan wilayah perbatasan yang masih sebatas pada pembangunan fisik.

Menurut dia, pos perbatasan yang megah, yang selama ini kerap dibanggakan oleh Presiden Joko Widodo, tidak akan ada gunanya apabila tidak dibarengi oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Saya apresiasi Presiden membangun kedaulatan dalam pembangunan fisik. Tapi selama ada ketimpangan, terutama dengan Malaysia dan negara yang lebih maju dari kita, maka pos perbatasan itu tidak ada gunanya," kata Fahri Hamzah.

(baca: Wapres Minta Pembangunan Wilayah Perbatasan Juga Sentuh Kesejahteraan)

Hal ini disampaikan Fahri saat hadir dalam acara Pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian dan Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2017, di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Acara ini digelar oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.

Hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Adapun Fahri, selain sebagai Wakil Ketua DPR, juga hadir sebagai Ketua Tim Pengawas Perbatasan DPR RI.

"Karena apapun, kalau yang di sana (negara tetangga) lebih sejahtera, rumah sakit lebih dekat, ya pindah orang, bahkan bisa pindah kewarganegaraan," tambah Fahri.

Fahri juga mengingatkan bahwa garis perbatasan Indonesia mencapai jutaan kilometer.

Apabila dibangun pos perbatasan megah di sejumlah titik, namun tidak dibarengi dengan penjagaan di garis perbatasan lainnya, maka justru akan membahayakan kedaulatan bangsa.

"Pintu tikus itu jumlahnya ribuan, pintu resmi sepuluh," ucap Fahri.

Fahri menilai, belum optimalnya pembangunan wilayah perbatasan karena koordinasi yang kurang maksimal antara kementerian dan lembaga.

Ia mengusulkan agar BNPP Kemendagri menjadi kementerian sendiri yang bertugas mengelola wilayah perbatasan.

"Sebab, kami lihat BNPP ini lingkup pekerjaannya terlalu besar. Mengkoordinir 18 kementerian, lebih dari setengah kabinet. Ada 14 provinsi, ratusan daerah tingkat dua dan ribuan kecamatan," ucap Fahri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com