Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Cari Tahu Kegiatan Penyerang Polda Sumut di Suriah

Kompas.com - 28/06/2017, 11:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian sedang mencari tahu kegiatan apa yang dilakukan Syawaluddin Pakpahan (43) selama berada di Suriah.

Syawaluddin merupakan salah satu dari dua terduga teroris yang menyerang Markas Polda Sumatera Utara.

"Hasil penyelidikan yang bersangkutan SP pernah melakukan perjalanan ke luar negeri ke Syiria. Nah, apakah ke Syiria ini mengikuti salah satu faksi atau berjuang dengan faksi yang mana, sedang dilakukan pendalaman," kata Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri Kombes Sulistyo Pudjo, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/6/2017).

Syawaluddin saat ini berada dalam kondisi hidup meski sempat dilumpuhkan Brimob dengan tembakan di bagian kaki. Dia sedang dirawat di RS Bhayangkara, Medan.

"Kalau kita melihat bahwa telah melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya Syiria berarti yang bersangkutan memiliki basis ideologi yang cukup kuat. Dalam arti adalah, yang bersangkutan siap untuk bertempur membela pandangan ideologinya ke Syira," ujar Pudjo.

(baca: Tersangka Penyerang Polda Sumut Jadi Empat Orang)

Polri juga menduga Syawaluddin dan terduga teroris lain di kasus ini memang terkait dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah.

Dugaannya, SP merupakan sel putus ISIS di Tanah Air. Sel putus di sini artinya bisa terhubung langsung ataupun tidak langsung dengan ISIS.

"Jadi memang ISIS seperti itu ada sel yang terhubung langsung ada sel yang terputus. Karena sistem perekrutannya melewati internet. Jadi setiap kelompok bisa saling kenal atau tidak saling kenal," ujar Pudjo.

(baca: Kapolri: Penyerang Polda Sumut Sel Kelompok JAD)

Namun, polisi menduga kalau SP dan rekannya direkrut Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan warga negara Indonesia di Suriah yang menjadi pengikut ISIS.

"Jadi informasi yang kita dapatkan kelompok ini terkooptasi oleh Bahrun Naim maupun ISIS," ujar Pudjo.

Polisi telah menetapkan empat tersangka kasus penyerangan Markas Polda Sumut. Syawaluddin dan Ardial Ramadhana (30) merupakan pelaku penyerangan langsung ke kantor polda.

Dua lainnya, yakni Boboy (17) berperan ikut membantu melakukan survei dan pemetaan terhadap kantor polda.

Sementara Firmansyah Putra Yudi (32) berperan ikut merencanakan serangan ke Pos Jaga Polda Sumut.

Dalam kasus penyerangan ini, Ipda Anumerta Martua Sigalingging gugur. Dia ditikam dengan pisau di bagian pipi kanan, dagu, leher atas, dan dada kiri. Ipda Martua telah dimakamkan dengan upacara militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com