Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilantik Presiden, DKPP Langsung Rencanakan Program Kerja

Kompas.com - 12/06/2017, 14:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (12/6/2017), anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) periode 2017-2022 langsung merencanakan program kerja.

"Pertama, akan kami inventarisasi dulu apa yang sudah dikerjakan DKPP sebelum kami, kemudian kami inventarisasi apa saja yang perlu kami tindaklanjuti. Apakah masih ada kasus lama yang tertinggal atau tidak," ujar salah satu anggota DKPP Harjono, di Kompleks Istana Presiden pada Senin (12/6/2017).

Kedua, DKPP menyadari bahwa payung hukum pemilihan umum ke depannya akan berubah melalui Undang-Undang Pemilu baru, yang rancangannya dalam pembahasan di DPR.

Oleh sebab itu, DKPP akan melihat apa imbas perubahan payung hukum itu terhadap regulasi DKPP.

"Kami juga harus prepare (bersiap) dengan perangkat-perangkatnya ya. Pasti perlu suatu perubahan aturan juga. Tapi nantilah itu akan kami kaji semua," ujar Harjono.

Anggota DKPP lainnya, Ida Budhiati menambahkan, tantangan DKPP ke depan berbeda dengan sebelumnya. Sebab, pemilihan umum ke depan sudah serentak, berbeda dengan sebelumnya.

Perubahan tersebut akan terjadi pada aspek tata kelola, regulasi, manajemen dan penyelenggaraan pemilu sendiri. Namun, DKPP tetap berharap perubahan itu mengakar hingga ke penyelenggara pemilihan umum.

"Karena itu DKPP berharap di dalam setiap jenjang KPU itu mampu jadi panutan bagi bawahannya. Dengan cara demikian, maka harapan DKPP, tidak banyak pengaduan dugaan pelanggaran karena penyelenggara pemilu mampu meneguhkan integritas," ujar Ida.

Presiden Joko Widodo, Senin pagi, melantik tujuh anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) periode 2017-2022 di Istana Negara, Jakarta.

Ketujuh anggota DKPP yang baru, yakni Hasyim Azyari, Ida Budhiati, Ratna Dewi Petalolo, Harjono, Muhammad, Alfitra Salamm dan Teguh Prasetyo.

(Baca: Jokowi Lantik DKPP Periode 2017-2022)

Kompas TV Pemerintah Tak Khawatir Penambahan Bebani Anggaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com