Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Pencopotan Gubernur Akpol Akibat Kasus Tewasnya Taruna

Kompas.com - 05/06/2017, 14:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memutasi Gubernur Akpol Lemdikpol Irjen (Pol) Anas Yusuf menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Bindiklat Lemdiklat Polri. Posisi Gubernur Akpol akan diisi oleh Irjen (Pol) Rycko Amelza Dahniel yang merupakan Kapolda Sumatera Utara.

Tito mengakui mutasi tersebut akibat tewasnya taruna Brigadir Taruna Dua Muhammad Adam.

"Saya berpendapat begitu (Anas harus bertanggung jawab). Karena enam bulan lalu saya sudah ingatkan agar hentikan budaya pemukulan di Akpol," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6/2017).

Tito mengatakan, budaya kekerasan di Akpol sama sekali tidak ada manfaatnya. Jika terbiasa ada aksi pukul karena senioritas di tingkat pendidikan, maka tindakan represif juga bisa diteruskan begitu menghadapi pelaku kejahatan.

(Baca: Sebelum Meninggal, Taruna Akpol Dipukul hingga Pingsan oleh Seniornya)

"Saya jujur saja, sangat menyesali peristiwa meninggalnya taruna yang diduga dipukul seniornya," kata Tito.

Oleh karena itu, Tito berharap Rycko mampu memperbaiki Akpol dari budaya kekerasan. Akpol, kata Tito, merupakan "dapur" Polri di mana para calon pimpinan Polri diolah dan ditempa sebaik mungkin.

"Rupanya tidak berhenti juga sehingga dengan sangat terpaksa mulai dari gubernur sampai dengan pembina lain saya ganti dan minta untuk membuat perubahan yang mendasar di sana tidak boleh lagi ada kekerasan di situ," kata Tito.

Sebelumnya, Kapolri mencopot Kepala Korps Pembinaan Taruna dan Siswa Akademi Kepolisian, Kombes Djoko Hari Utomo terkait tewasnya Adam.

(Baca: Ini Peran 14 Tersangka Penganiayaan Taruna Akpol hingga Tewas)

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Djoko dimutasi untuk mempermudah pemeriksaan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Pejabat Akpol itu dimutasi ke bagian Pelayanan Masyarakat (Yanma) Polri.

Brigda Muhammad Adam tewas setelah dianiaya para seniornya di sebuah gudang di Flat A tingkat III pada Kamis (18/5/2017) dini hari. Adam meninggal karena ada luka di dada yang menyebabkan sesak nafas hingga tidak mendapat oksigen.

Sebanyak 14 taruna tingkat III yang terlibat dalam kejadian itu telah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan.

Kompas TV Jumlah saksi yang diperiksa saat ini terus bertambah menjadi 35 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com