JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center for Strategic and International Studies asal Amerika Serikat Ernest Bower membandingkan kemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI dengan kemenangan Donald Trump saat Pilpres AS.
Ia menilai, ada kesamaan dari dua kontestasi tersebut, dimana calon yang tidak diunggulkan bisa menang.
Menurut dia, Trump yang berlatar belakang pengusaha awalnya sulit untuk memenangkan kontestasi melawan politisi ulung Hillary Clinton.
"Lalu, kenapa warga Amerika memilih pebisnis real estate dan casino menjadi Presiden?" kata Ernest saat berbicara di Jakarta Geopolitical Forum, di Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Ia menilai, alasan kemenangan Trump adalah karena ia menyasar pada faktor primordial seperti ras dan agama mayoritas yang ada di Amerika Serikat.
Hal yang sama, menurut dia, terjadi di Jakarta, dimana Anies-Sandi yang belum pernah menjadi kepala daerah tidak diunggulkan melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Namun pada kenyataannya, Anies Sandi berhasil memenangkan kontestasi karena dukungan mayoritas suku dan agama yang ada di Jakarta.
"Dalam pemilihan gubernur Jakarta, ada perhatian khusus terhadap rasisme dan agama. Hal-hal seperti ini muncul," ucap Ernest.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.