Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bangun Infrastruktur untuk Siapa?

Kompas.com - 17/05/2017, 19:24 WIB
Wisnu Nugroho,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah giat membangun infrastruktur untuk siapa? Pertanyaan ini mengemuka dan menjadi bahasan pertama saat Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Sebelum menjawab pertanyaan ini, Jokowi yang ditunggu untuk untuk acara "Presiden Mendongeng" di teras belakang Istana Merdeka dalam rangka Hari Buku Nasional menjelaskan mengenai fokus dan konsentrasi pemerintah.

"Fokus, konsentrasi pemerintah di infrastruktur khususnya di luar Jawa," ujar Jokowi.

Untuk fokus dan konsentrasi pemerintah di pembangunan infrastruktur itu, stabilitas politik dan keamanan yang baik dibutuhkan. 

Di luar Jawa, pembangunan infrastruktur ditujukan untuk pembangunan pelabuhan baru, bandar udara baru dan perluasan pelabuhan lama dan bandar udara lama.

Selain itu, jalan Trans Papua dan Trans Sumatera juga menjadi perhatian pokok pemerintah. Keluhan kekurangan pasokan listrik juga akan jadi fokus dengan pembangunan pembakit tenaga listrik di sejumlah tempat.

"Di tengah fokus dan konsentrasi pemerintah ini, ada yang bertanya. Pembangunan infrastruktur ini untuk siapa?" ujar Jokowi.

(Baca juga: Genjot Infrastruktur, Jokowi Minta Dukungan Media Massa)

Atas pertanyaan yang diajukan banyak pihak yang mengkritik langkah pemerintah fokus membangun infrastruktur. Jokowi lantas merinci untuk siapa pembangunan infrastruktur dilakukan.

Pertama, untuk lapangan pekerjaan. Menurut Jokowi, ribuan orang dari berbagai tempat mendapat pekerjaan karena pembangunan infrastruktur.  

Kedua, ekonomi daerah di mana pembangunan infrastruktur dilakukan terdampak. Ada perputaran uang dan efek domino yang mengikutinya.

Ketiga, penjualan produk-produk dan hasil bumi daerah tersalurkan. Pelabuhan-pelabuhan kecil di tingkat kecamatan seperti di Halmahera akan menjadi tujuan para pedagang menjual produk dan hasil buminya.

"Jika kapal rutin datang, pedagang akan datang juga. Dari frekuensi dua minggu sekali, saya minta ditingkatkan frekuensinya menjadi seminggu sekali," ujar Jokowi.

Keempat, isolasi daerah dan penurunan harga barang kebutuhan akan terjadi seperti yang tengah dilakukan dengan Trans Papua. 

"Harga kebutuhan pokok di sembilan kabupaten di sekitar Wamena dan Agats yang dilalui Trans Papua akan langsung jatuh. Kalau truk bisa melintas, semen yang harganya bisa mencapai Rp 2,5 juta per sak karena diangkut dengan pesawat akan turun," ujarnya.

Jokowi juga bercerita tentang pengalamannya menaiki trail sejauh sekitar 8 kilometer menjajal Trans Papua yang tengah dikerjakan di ketinggian sekitar 3.200 meter dari permukaan laut.

"Melorot dua kali saya karena tidak biasa naik trail terutama saat memindahkan gigi dari gigi dua ke gigi satu ketika jalanan menanjak. Paspampres repot kemudian mendorong trail saya," ujar Jokowi, terkekeh.

(Baca: Naik Trail di Papua, Apa yang Ingin Disampaikan Jokowi?)

Terkait infrastruktur, Jokowi menyebut sebagai hal mendasar yang harus dikerjakan dan diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab negara. 

"Saya tidak ingin kehilangan fokus soal infrastruktur ini," ujarnya.

Kompas TV Jokowi Tinjau Jalan Trans Papua Naik Motor Trail
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com