Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Dedi Mulyadi, Apa yang Dibahas Surya Paloh?

Kompas.com - 02/05/2017, 21:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, mengaku bertemu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem, di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).

Pertanyaan tersebut dilontarkan wartawan kepada Paloh seusai melihat Dedi berjalan di tengah keramaian di DPP Nasdem saat acara peresmian Akademi Bela Negara berlangsung.

"Itu biasa. Adek selalu konsultasi dengan kakak, biasa saja, enggak ada apa-apa juga," ujar Paloh.

Saat ditanya apakah kedatangan Dedi ke Nasdem membicarakan pencalonannya untuk maju di Pilkada Jawa Barat 2018, Paloh tidak mengiyakan namun juga tidak membantah.

"Kalau ngomong juga apa salahnya. Tapi kan baru sekali ngomong. Ini kan kakaknya, lebih tua. Ini privilege orang yang lebih tua, diajak ngobrol," tutur Paloh.

(Baca: Nasdem Ingin Duetkan Ridwan Kamil dengan Dedi Mulyadi)

Paloh juga mengaku tak menjadikan Dedi sebagai rival di Pilkada Jawa Barat meskipun Nasdem sudah mendeklarasikan dukungan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Menurut Paloh, keberadaan Dedi bila nantinya resmi dicalonkan Golkar akan semakin meramaikan proses kontestasi.

"Pertandingan kan harus ada lawan. Kalau enggak ada lawan apa itu pertandingan namanya? Yang penting sportifitas yang harus kita junjung tinggi," ucap Paloh.

"Berkompetisi bisa dengan cara yang saling mengisi. Harmoni, tidak semata-mata saling menyakiti. Biarkan jadi bagian kompetisi. Itu budaya Indonesia," lanjut dia.

Kompas TV Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, masih menunggu sikap partai dalam Pilkada Jawa Barat 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com