Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Kompolnas, Polisi Lalai Gunakan Senjata karena Minim Latihan Menembak

Kompas.com - 27/04/2017, 17:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Bekto Suprapto mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah permasalahan pada personel polisi terkait penggunaan senjata api.

Menurut dia, seringkali polisi salah langkah dalam menggunakan kewenangan diskresi.

Selain itu, Bekto menilai, banyak polisi yang tidak melatih kemampuan menembak secara rutin.

Ia mencontohkan, Brigadir K, anggota Polres Lubuk Linggau yamg menembak mobil berisi satu keluarga karena mengelak saat razia.

"Brigadir K terakhir berlatih menembak dengan senjata yang sama pada 2008, saat dia sekolah," ujar Bekto, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Masalah lain juga ditemukan di sejumlah jajaran kepolisian lain.

Menurut Bekto, seharusnya ada arena latihan menembak di setiap kantor unit kepolisian. Latihan juga harus dilakukan secara rutin.

"Idealnya siapapun yang punya senjata tiga bulan sekali harus latihan lagi cara menembak. Mereka kurang dapat porsi latihan kapan harus menembak," kata Bekto.

Kurangnya ketersediaan peluru dijadikan salah satu dalih minimnya latihan menembak bagi polisi.

Menurut Bekto, penggunaan senjata api oleh polisi harus dievaluasi.

Pilihan tindakan saat menghadapi suatu keadaan juga perlu dilatih.

Sebab, kewenangan diskresi digunakan dengan menggunakan insting personal, apakah tepat melontarkan tembakan dalam keadaan tertentu.

Jika salah, maka akan bernasib sama seperti Brigadir K.

Meski demikian, bukan berarti polisi jadi takut menembak karena tak ingin salah langkah.

Bekto mengatakan, lambatnya keputusan yang diambil justru bisa membahayakan diri sendiri atau masyarakat.

"Yang penting bagi polisi jangan takut nembak, tapi harus kuasai betul kapan boleh nembak, kapan tidak boleh " kata Bekto.

Kompas TV Jenazah anak korban penembakan tak sengaja oleh orangtuanya yang juga seorang polisi di Bengkulu, Rabu (26/4).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com