Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Duga Dinamika Pilkada 2018 Akan Jadi Strategi Pemilu 2019

Kompas.com - 24/04/2017, 20:08 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pilkada serentak 2017 di 101 daerah telah berakhir. Berikutnya, Pilkada serentak gelombang ketiga di 171 daerah berlangsung pada 2018.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, dua gelombang Pilkada, yakni 2015 dan 2017 telah berlangsung dengan aman dan lancar. Pemerintah daerah dan aparat keamanan ikut membantu menjalankan Pilkada secara demokratis.

"Kepolisian didukung TNI, BIN (Badan Intelijen Negara), Satpol PP, Pemda, dan Parpol pendukung telah mampu mengamankan terselenggaranya pilkada serentak dengan demokratis," kata Tjahjo melalui pesan singkat, Senin (24/4/2017).

Baca: Pilkada 2018, PKS Targetkan Menang 60 Persen

Tjahjo menilai, dinamika yang akan terjadi dalam pelaksanaan Pilkada 2018 serupa dengan Pilkada 2017. Bedanya, tahapan Pilkada 2018 juga beriringan dengan tahapan Pemilu 2019.

"Saya kira dinamikanya sama dengan Pilkada tahun sebelumnya. Hanya Pilkada serentak 2018 berdekatan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden," ucap Tjahjo.

Menurut Tjahjo, dinamika yang terjadi dalam Pilkada 2018 akan menjadi bagian dari strategi partai politik dan elemen masyarakat sebagai persiapan menghadapi Pilpres. Terlebih, Pilkada 2018 memiliki daerah yang padat pemilih.

"Pasti aromanya sudah memasuki tahap-tahap Pilpres 2019," ujar Tjahjo.

Baca: Ketua Komisi II Sebut Tugas KPU di Pilkada 2018 Semakin Berat

Kompas TV Nasdem Usung Ridwan Kamil, Partai Lain? (Bag. 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com