Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pimpinan KPK: Penyidik Tidak Boleh Lagi Pakai Motor

Kompas.com - 11/04/2017, 20:27 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyoroti lemahnya pengamanan bagi penyidik KPK.

Padahal, tugas penyidik KPK sangat berisiko. Apalagi ketika menangani kasus-kasus yang besar.

Masalah keamanan dan keselamatan harus diutamakan. Menurut Bambang, KPK harus punya standar keamanan tinggi yang dapat menjamin keselamatan penyidiknya.

Apalagi penyidik seperti Novel Baswedan yang kerap menangani kasus yang relatif kakap.

(Baca: Peneliti ICW: Penyerangan Novel Baswedan Bukan Kriminal Biasa)

"Mereka tidak boleh lagi pakai motor, harus dengan kendaraan dinas, rumahnya harus dijaga," ujar Bambang di gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (11/4/2017).

"Jadi, harus ada standart operation system yang memungkinkan seluruh mitigasi risiko yang potensial muncul itu bisa dikelola dan dikendalikan," tambah dia.

Selain itu, rasa kepedulian masyarakat terhadap KPK dan seluruh penyidiknya perlu dihidupkan dan terus dibina.

Sebab, tidak mungkin lembaga KPK sendirian melindungi penyidik-penyidiknya. Agar tidak ada kejadian seperti yang dialami Novel, perlu ada dukungan dari masyarakat.

Lebih jauh Bambang mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan tim investigasi masyarakat sipil, pelaku sudah lama mengintai Novel.

Bahkan, pengintaian dilakukan sangat dekat hingga masuk ke ruang privasi seperti ketika shalat.

Oleh karena itu, pengamanan oleh masyarakat sekitar juga perlu diwujudkan.

"Tempat dimana ada penyidik-penyidik KPK berada itu harus jadi bagian dari social security system yang dibangun oleh civil society. Harus ada sistem yang dibangun itu sekarang," ujarnya.

Sebelumnya, Novel disiram dengan cairan yang diduga air keras oleh orang tak dikenal. Saat itu, Novel baru saja selesai melaksanakan shalat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya.

Novel Baswedan merupakan Kepala Satuan Tugas yang menangani beberapa perkara besar yang sedang ditangani KPK.

Salah satunya adalah kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Beberapa waktu terakhir, Novel terlibat persoalan di internal KPK.

(Baca: Pelaku Sudah Mengintai Novel Baswedan Sejak Beberapa Hari Lalu)

Novel yang mewakili Wadah Pegawai KPK menolak secara tegas rencana agar Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) diangkat langsung dari anggota Polri yang belum pernah bertugas di KPK sebelumnya.

Saat ini Novel dirawat di Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat.

Kompas TV Novel Baswedan Dipindahkan ke Jakarta Eye Center

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com