Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi-PM Australia

Kompas.com - 26/02/2017, 14:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull berkomitmen meningkatkan hubungan kedua negara melalui peningkatan "people to people contact" dengan berbagai aspek kerja sama.

Demikian disampaikan kedua pemimpin negara dalam keterangan pers usai pertemuan bilateral Indonesia-Australia di Sydney, Minggu (26/2/2017).

"Pertemuan bilateral tadi merupakan bentuk komitmen yang tinggi untuk memperkokoh hubungan yang baik antar-kedua bangsa," kata Presiden Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana.

PM Turnbull yakin hubungan Indonesia-Australia ke depan semakin baik. Ia mengambil contoh saat berjalan pagi bersama di Royal Botanic Garden, Sydney, Minggu pagi.

(Baca: Diplomasi Jalan Pagi ala Presiden Jokowi dan PM Turnbull)

"Betapa hangatnya Bapak diterima dan disambut oleh pejalan kaki, pelari, di taman pagi tadi. Itu menunjukkan persahabatan antara kedua negara sangat dekat dan erat," ujar PM Turnbull.

Kedua negara sepakat untuk menjalin kerja sama di sejumlah sektor. Pertama, di sektor pariwisata.

"Bali merupakan destinasi wisata nomor satu bagi Australia. Tahun lalu saja ada sekitar 1 juta turis Australia berlibur ke Bali," ujar PM Turnbull.

Kedua, sektor pendidikan. PM Turnbull melanjutkan, Australia masih menjadi tujuan populer mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan.

Sebaliknya, Indonesia merupakan tujuan utama bagi anak muda Australia untuk belajar di bawah skema Colombo Plan.

Jokowi menambahkan, kunjungannya kali ini secara khusus ditujukan untuk meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

"Saat ini tiga balai bahasa sudah ada di Perth, Canberra, dan Melbourne. Kita akan membuka di kota-kota lain dalam waktu dekat karena saya dengar ada 160.000 pelajar Australia yang belajar bahasa Indonesia," ujar Jokowi.

Kerja sama di sektor pariwisata dan pendidikan ini merupakan bentuk kerja sama praktis yang dapat meningkatkan hubungan "people to people contact".

Kerja sama selanjutnya ialah di bidang ekonomi. Kedua negara telah sepakat menyelesaikan proses Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) pada akhir 2017 ini.

Di bidang perdagangan, Presiden Jokowi secara khusus menekankan adanya penghapusan biaya tarif dan nontarif untuk produk-produk Indonesia, khususnya kertas dan minyak kelapa sawit.

Terakhir ialah kerja sama di bidang politik. Kedua negara sepakat melanjutkan kerja sama di bidang pemberantasan terorisme dan trans-national organize crime.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com