Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT Sebut "Sharing" Informasi Tanpa Saring Sudah Jadi Budaya

Kompas.com - 16/02/2017, 12:42 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran berita palsu (hoax) dan paham radikalisme dinilai sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius menilai, saat ini muncul budaya masyarakat dalam menyebarkan informasi di internet tanpa adanya proses verifikasi.

Sehingga informasi palsu menyebar dengan cepat, kemudian diyakini sebagai sebuah kebenaran.

"Sekarang ini muncul budaya sharing tanpa saring dan ada budaya malas untuk memverifikasi informasi yang diterima," ujar Suhardi saat berbicara di acara Saresehan Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya bersama sejumlah instansi pemerintah, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2017).

(Baca: Media Sosial, Penyebaran "Hoax", dan Budaya Berbagi...)

Suhardi tidak menampik anggapan bahwa internet telah menjadi suatu kebutuhan baru di masyarakat.

Hampir setiap orang mengandalkan internet untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Bahkan untuk berkomunikasi dan mencari informasi.

Namun, lanjut Suhardi, masyarakat juga harus menyadari, banyak kelompok memanfaatkan isu-isu nasional untuk menyebarkan fitnah dan narasi opini radikalisme.

Dia menyebut fenomena itu sebagai tanda lahirnya bentuk terorisme baru.

"Internet telah mengubah cara berpikir kita, dari normal menjadi radikal. Internet juga menjadi tanda lahirnya terorisme baru karena digunakan sebagai penyebaran propaganda," tuturnya.

Untuk menanggulangi fenomena tersebut, kata Suhardi, BNPT berupaya membangun budaya literasi di masyarakat sebagai bentuk pencegahan.

BNPT juga akan bersinergi dengan seluruh kelompok dan organisasi kemasyarakatan yang selama ini peduli dengan isu radikalisme.

"Cara mencegah dengan membangun budaya literasi. Membangun budaya cerdas di masyarakat. Kami juga akan undang komunitas untuk bersinergi dalam menanggulangi penyebaran berita hoax," tuturnya.

(Baca: Melawan "Hoax" dengan Pikiran)

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, dinamika ancaman yang menyerang negara telah banyak berubah.

Menurut dia, ancaman baru dengan memanfaatkan teknologi informasi terus berkembang.

Di sisi lain, dia mengakui upaya penanggulangan radikalisme dan terorisme belum maksimal.

"Persiapan (menanggulangi radikalisme) minim, seakan-akan kita hanya bertumpu dengan doa. Ini betul dan tidak boleh terjadi, kalau terlena kita akan ketinggalan dengan negara lain dalam memberantas terorisme," ujarnya.

Kompas TV Perkembangan media sosial berdampak luas ada masyarakat dan tak jarang masyarakat terpengaruh dengan informasi yang tidak benar namun mampu mengubah cara pandang seseorang. Terkait hal ini, saat menghadiri peringatan Hari Pers Nasionaldi Ambon, Maluku, Presiden Joko Widodo meminta media arus utama dapat menjadi penjernih untuk menyampaikan informasi yang akurat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com