JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang dan tanah longosr di Kelurahan Pandurusa, Kecamatan Air Tembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Saya hadir di sini mewakili pemerintah untuk memberikan bantuan. Mungkin jumlahnya belum seperti yang diharapkan tetapi inilah bentuk simpati kami kepada masyarakat yang sedang terkena musibah," ujar Puan sebagaimana dikutip dalam siaran pers.
Puan meninjau SD Katolik Santo Andreas, Kelurahan Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, didampingi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan jajarannya. Setibanya di sana, mereka disambut oleh Walikota Bitung Max J Lomban.
Puan meminta masyarakat setempat tidak kembali dulu ke rumah masing-masing karena situasi belum aman. Meski sekolah diliburkan, ia meminta agar proses belajar mengajar tetap berlangsung.
(Baca: Longsor di Kota Bitung, Seorang Tewas)
"Yang penting keamanan diri dan keluarga dulu demi untuk menghindari kalau sewaktu-waktu ada banjir susulan," kata Puan.
Puan memastikan bantuan alat berat segera dikerahkan untuk membantu mengatasi dampak banjir dan longsor. Di samping itu, bantuan makanan juga akan tercukupi.
Ia kemudian menyerahkan bantuan antara lain 500 kasur, 1.000 selimut, 10 unit genset, 10 buah tiang air, 15 sekop pasir, beras dan ikat kaleng seberat satu ton, serta dana untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebesar Rp 200 juta.
Dalam laporannya, Max menyampaikan bahwa korban hilang sebenarnya bukan karena korban banjir bandang, namun karena melaut dan belum juga pulang hingga kini.
”Korban banjir bandang hanya dua yang luka berat dan sedang kami tangani,” kata Max.
Menurut data terakhir BPBD Sulut, bencana tersebut menghancurkan 1.132 rumah dan longsor sebanyak 30 rumah, sementara 4.622 jiwa kini mengungsi. Sejumlah korban luka berat kini tengah ditangani di rumah sakit terdekat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, satu orang tewas dalam peristiwa itu berinisial LB (10).
Setelah penanganan darurat, tim akan melakukan pendataan mengenai kerugian materil akibat bencana tersebut.
"Lokasi kejadian sulit untuk diakses dan sinyal selular tidak baik," kata Sutopo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.