Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq Disebut Muncul Saat Masyarakat Jenuh Pemerintah Dikuasai Elite

Kompas.com - 25/01/2017, 19:37 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachri Ali menilai masyarakat kian akrab dengan nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Menurut Fachri, ini disebabkan sosok Rizieq yang dianggap ditunggu umat Islam, di tengah minimnya kepedulian kelompok elite terhadap masyarakat.

Rizieq dinilai kerap menanggapi kebijakan pemerintah, yang kemudian direspons positif oleh pengikutnya. Kini, pengikutnya diprediksi semakin banyak jumlahnya.

"Apa yang dilakukan Rizieq mengkonsentrasikan kekuatan," ujar Fachri dalam seminar bertajuk "Pergeseran Kepemimpinan Islam" di Univeritas Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).

Menurut Fachri, sejumlah partai yang ada saat ini telah dikuasi kalangan elite. Kondisi ini menimbulkan antipati dari masyarakat terhadap pemerintah.

Di waktu yang bersamaan, muncullah Rizieq yang kerap merespons pemerintah. Oleh karena itu, aksi pada 4 November dan 2 Desember menyita perhatian publik yang sangat besar.

(Baca: Rizieq Dinilai Populer karena Aktif Tanggapi Kebijakan Pemerintah)

Ia melanjutkan, hal hampir serupa sebelumnya juga pernah terjadi, yakni saat Joko Widodo (Jokowi) belum menjadi presiden.

Jokowi yang saat itu banyak didukung masyarakat diharapkan dapat meng-counter para elite yang berkuasa.

"Keterpilihan Jokowi adalah pemilihan terdashyat mengalahkan elite. Tapi sekarang? " kata dia.

Menurut Fachri, popularitas Rizieq menjadi fenomena baru untuk dikaji lebih jauh.

"Apakah ini merupakan pergeseran kepemimpinan Islam?" ujarnya.

Kompas TV Polisi Evaluasi Hasil Pemeriksaan Rizieq Shihab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com