Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun Melawan Lupa, Aksi Kamisan Terus Dapat Dukungan

Kompas.com - 19/01/2017, 18:39 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamisan sebagai bentuk perlawanan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia dalam melawan lupa telah berlangsung selama 10 tahun sejak aksi pertama di depan Istana Merdeka pada 18 Januari 2007.

Dalam memperingati 10 tahun aksi Kamisan, para aktivis dan korban pelanggaran HAM kembali mendatangi Istana Merdeka hari ini, Kamis (19/1/2017). 

Dalam aksinya, mereka tetap tampil khas, dengan menggunakan pakaian hitam serta payung hitam, di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Meski selama ini belum ada satu pun kasus pelanggaran HAM masa lalu yang dituntaskan secara hukum, namun kepedulian masyarakat terhadap kasus pelanggaran HAM masa lalu dirasakan terus meningkat.

"Kami didukung anak-anak muda di berbagai daerah, baik di Bandung, Pekanbaru, Medan, Malang Surabaya, Karawang, Banten, Batam, Samarinda, Yogyakarya," ujar Maria Katarina Sumarsih (65), penggagas Kamisan, saat ditemui Kompas.com di tengah aksinya, Kamis.

"Di sana sekarang sudah ada Kamisan, " ucap ibu dari BR Norma Irmawan alias Wawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat peristiwa Semanggi 1 pada 1998 tersebut.

Dalam aksinya, para aktivis HAM, korban dan keluarga korban ini menuntut Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di masa lalu.
 
Sejumlah kasus itu seperti kerusuhan Mei 1998, tragedi penembakan Trisaksi, tragedi Semanggi 1 dan Semanggi 2, kasus penghilangan aktivis demokrasi, peristiwa Talang Sari Lampung, peristiwa Tanjung Priok 1984, hingga tragedi 1965.
 
Istri mendiang pejuang HAM Indonesia Munir, Suciwati, juga hadir dalam aksi Kamisan ini. Suciwati ikut aksi bersama puluhan orang lainnya.
 
Kompas TV 10 Tahun Menanti Respon Pemerintah-Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com