Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Cara Siasati Keuangan Saat Harga Cabai Meroket...

Kompas.com - 17/01/2017, 23:14 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Melonjaknya harga cabai rawit merah hingga di atas ratusan ribu rupiah membuat ibu rumah tangga dan pengelola warung nasi tegal atau warteg harus memutar otak.

Selain mengatur keuangan dengan lebih ketat, mereka juga mesti menyiasati agar sambal buatannya tetap terasa pedas.

"Kalau rasa pedasnya dikurangi, nanti pelanggan complain (mengeluh)", ujar Fitri (35), kepada Kompas.com, Selasa(17/01/2017).

Fitri yang sehari-hari membuka warteg di ruko Green Garden, Blok Z 2, Jalan Panjang, Kedoya Jakarta Barat ini harus punya strategi agar tak ditinggal kabur pelanggan.

"Jumlah cabai rawit merah tetap sama, hanya takaran untuk memberi sambal ke pembeli dikurangi," ujar Fitri.

Adapun, wanita asal Wonogiri itu harus membeli cabai rawit merah 0,5 kilogram (kg) per hari, ditambah cabai merah keriting 0,5 kg per hari.

"Tadi pagi waktu belanja di Pasar Pesing, Kedoya Utara, harga cabai rawit merah Rp 125.000 per kilo," kata dia.

Tak cuma soal takaran sambal, kenaikan harga cabai rawit merah membuat pula omzet penjualannya menurun. Sebelum kenaikan harga terjadi, Fitri mampu meraup pendapatan Rp 500.000 – Rp 600.000 per hari.

"Sekarang turun jadi Rp 400.000 per hari, banyak pembeli tidak mau kalau tidak pedas," ujar Fitri.

Setali tiga uang dengan Fitri, Rusmina (56) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengeluhkan mahalnya harga cabai rawit merah. Kini dia harus menghemat untuk berbelanja.

"Biasa saya beli seperempat kilogram Rp 12.000 untuk tiga hari, sekarang hanya beli 1 ons untuk tiga hari," kata dia.

Mikhael Gewati Rusmina(56), ibu rumah tangga yang sedang berbelanja sayur-mayur di Pasar Jaya Kedoya, pada Selasa (17/01/2017)
Meski sudah sudah dikurangi, tambah Rusmina, nilai uang belanja membeli bumbu dapur malah semakin menyusut. Kalau dahulu, dengan Rp 60.000 bisa untuk keperluan bumbu selama tiga hari, sekarang hanya dua hari saja.

"Kalau sudah begini maka dana untuk membeli lauk pauk ikut dikurangi. Jadi seharusya makan bergizi lama-lama jadi tidak bergizi akhirnya menjadi lesu lemah dan letih," ujar Rusmina.

Masih mahal

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Selasa (17/01/2017, di Pasar Jaya Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pedagang menjual cabai rawit merah rata-rata di harga Rp 120.000 per kg.

Halaman:


Terkini Lainnya

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com