Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Teror di Istanbul, Tidak Ada WNI Menjadi Korban

Kompas.com - 01/01/2017, 13:48 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah serangan teror terjadi di Klub malam Reina di Kawasan Ortakoy, Istanbul, Turki. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.30 waktu setempat setelah malam pergantian tahun.

Aksi teror tersebut menimbulkan korban meninggal dunia dan luka-luka. Setidaknya Terdapat 39 orang korban meninggal dunia dan 40 orang luka berat.

Sebagian besar dari korban tewas yang telah diidentifikasi diketahui sebagai warga asing. (Baca: 16 Korban Tewas akibat Serangan di Istanbul adalah Warga Asing)

Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, berdasarkan penelusuran sementara, tidak ada korban yang berasal dari Indonesia.

"Tidak terdapat laporan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban," demikian keterangan Kemenlu, melalui akun Twitter resmi @Portal_Kemlu_RI.

Konsulat Jenderal RI Istanbul pun mengimbau kepada WNI di Turki untuk selalu waspada. KJRI Istanbul juga menyarankan kepada WNI untuk berhati-hati.

"Hundari kawasan yang menjadi ancaman teror dan jaga kontak dengan KBRI," tulis @Portal_Kemlu_RI.

Seperti yang dikutip dari BBC News, laporan saksi mata menyebutkan serangan terhadap pengunjung kelab malam Reina di wilayah Ortakoy itu dilakukan oleh seseorang yang mengenakan kostum Sinterklas dan berbahasa Arab.

"Seorang teroris dengan senjata laras panjang secara brutal menembakkan peluru ke orang-orang yang sedang merayakan Tahun Baru," ujar Gubernur Vasip Sahin dalam penjelasannya Minggu (1/1/2017).

(Baca: Serangan di Kelab Malam Istanbul, 35 Tewas)

Pada saat serangan berlangsung, ada sekitar 700 orang di dalam kelab malam itu. Beberapa di antara mereka melompat ke Sungai Bosphorus untuk menyelamatkan diri.

Istanbul sebenarnya dalam kondisi siaga dengan menugaskan 17.000 polisi menyusul beberapa serangan teror akhir-akhir ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com