JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, bom yang ditemukan di rumah kontrakan di Tangerang Selatan berjumlah enam rangkaian.
Semuanya telah dijinakkan pada Rabu (21/12/2016) siang hingga malam.
Sempat terdengar ada 12 ledakan di lokasi. Namun, hanya enam ledakan yang berasal dari bom.
"Itu di-disposal. Banyaknya ledakan karena semua dicoba, takutnya dikiranya bom, padahal bukan," ujar Rikwanto, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016).
Rikwanto mengatakan, daya ledak bom tersebut rendah. Rangkaiannya juga tidak rumit.
Ada yang memakai tabung gas 3 kilogram, ada gas kalengan. Bahan-bahan yang digunakan untuk merangkai bom antara lain arang, belerang, dan bubuk hitam.
"Masuk kategori low explosive kata satgas penjinak bom," kata Rikwanto.
Di lokasi penggerebekan, petugas juga menemukan sejumlah paku.
Paku tersebut akan dijadikan booster untuk menambah daya ledakan.
Sebelumnya diberitakan, polisi meledakkan 12 bom yang dirakit para terduga teroris.
Tiga di antaranya sudah jadi, sedangkan yang lainnya disimpan dalam dua ransel.
Bom itu rencananya akan diledakkan di pos polisi simpang RS Eka, Serpong, Tangerang Selatan, menjelang Natal dan Tahun Baru.
Penggerebekan di Tangerang Selatan bermula dari penangkapan terduga teroris bernama Adam saat berada di luar kontrakannya.
Adam menyatakan bahwa ada tiga temannya lagi di rumah kontrakan, yakni Omen, Irawan, dan Helmi.
Akhirnya, petugas mendatangi rumah itu untuk menyergap mereka.
Akan tetapi, tiga orang tersebut enggan menyerahkan diri, dan justru melempar bom ke arah satgas. Namun, bom tersebut tidak meledak.
Densus 88 melumpuhkan dan menewaskan mereka karena adanya upaya perlawanan.