JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Joko Widodo dinilai masih memiliki legitimasi yang baik oleh publik.
Sejumlah tekanan publik terhadap pemerintah tak memengaruhi legitimasi pemerintahan.
Hal tersebut diketahui dari survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada hari ini, Kamis (8/12/2016).
SMRC mengukur seberapa besar pengaruh demo yang menuntut proses hukum kasus penistaan agama oleh calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu terhadap legitimasi Jokowi.
Saat responden ditanya mengenai arah perjalanan bangsa ini, sebanyak 78,2 persen menilai bahwa negara sedang berjalan ke arah yang benar. Hanya 13,1 persen yang menjawab negara sedang berjalan ke arah yang salah.
"Tidak ada indikasi bahwa bangsa ini sedang mengalami kritis legitimasi," kata Saiful Mujani saat merilis hasil surveinya.
Begitu pula saat responden ditanya mengenai kinerja Jokowi.
Sebanyak 67 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Presiden dan kabinetnya.
Hanya 32 persen responden yang menyatakan tidak puas.
Saiful membandingkan kepuasan terhadap kinerja Presiden saat baru beberapa bulan dilantik.
Saat itu, hanya 40 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi.
"Tidak ada gejala bahwa Presiden punya persoalan legitimasi di hadapan rakyat," kata dia.
Saiful mengatakan, publik juga yakin atas kemampuan Jokowi untuk terus memimpin Indonesia kedepannya.
Sebanyak 72 persen mengaku yakin Jokowi bisa memimpin Indonesia kedepan lebih baik dari sekarang.
Hanya 13 persen yang menyatakan tidak yakin.
"Hampir semua rakyat di belakang Presiden. Tidak ada dasar populer untuk mempersoalkan legitimasi kepemimpinan nasional," kata Saiful.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah.
Dari populasi itu dipilih secara random sebesar 1220 responden. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebanyak 1012 atau 83 persen.
Sementara margin of error plus minus 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Waktu wawancara lapangan adalah pada 22-28 November.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.