JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said mengatakan, demokrasi di Indonesia saat ini belum mampu memberi manfaat yang maksimal kepada masyarakat Indonesia.
Menurut Sudirman, ini disebabkan ketimpangan di Indonesia masih cukup tinggi. Padahal, demokrasi yang baik dapat menyejahterakan semua kalangan.
"Demokrasi yang lebih baik itu demokrasi yang memberi manfaat. Indonesia itu gap paling lebar keempat di seluruh dunia. Itu ngeri. Kita sangat mudah dipantik oleh sentimen gap tadi," ujar Sudirman dalam seminar di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Untuk itu, dibutuhkan transformasi institusional di Indonesia. Mantan Menteri ESDM ini menuturkan, hal tersebut bisa dilakukan melalui tiga hal, yakni reformasi struktur, manusia, dan kultur.
Namun, dari ketiganya, cara yang paling cepat adalah dengan mendorong reformasi di bidang manusia. Ini dilakukan dengan menaruh pemimpin-pemimpin baik di tiap sektor pemerintahan.
"Paling cepat bisa dimulai dari people, dari pemimpin. Kalau mau cepat mengubah sesuatu, bagaimana caranya menaruh pemimpin di tempat strategis secepat mungkin," ucap Sudirman.
Sudirman mengatakan, mendorong pemimpin yang baik di tiap sektor dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama, kata dia, dapat dilakukan dengan penguatan kepemimpinan.
Lalu, mengajak orang-orang baik untuk ikut serta dalam kancah perpolitikan.
Menurut Sudirman, banyak orang-orang baik yang enggan ikut serta dalam kancah politik di Indonesia. Ini disebabkan karena proses politik di Indonesia masih bersifat prosedural.
Alhasil, proses tersebut membutuhkan uang yang besar dari orang-orang yang masuk ke dalam kancah politik.
"Saya kira banyak teman-teman yang baik tidak terpanggil karena adanya politik prosedural," tutur Sudirman.
Untuk itu, diperlukan dorongan agar orang-orang baik tersebut mau berpartisipasi dalam politik di Indonesia.
"Kalau kita mau meningkatkan mutunya, bagaimana caranya mendorong sebanyak mungkin orang-orang baik ke dalam proses politik baik di dalam legislatif maupun eksekutif," ucap Sudirman.
Selain itu, menurut Sudirman, meningkatkan kualitas pemimpin dapat dilakukan dengan mendorong pendanaan partai politik melalui dana publik.
Dengan pendanaan partai politik melalui dana publik, dia meyakini biaya proses politik di Indonesia menjadi berkurang. Sehingga, orang-orang baik tersebut berminat terlibat dalam kancah politik.
"Pendanaan partai politik dengan dana publik punya implikasi membuat proses politik tidak harus mahal, sehingga bisa mengundang putra-putri terbaik masuk ke dalam politik," ucap Sudirman.