JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan bahwa konflik di Indonesia terjadi selalu karena dua hal. Ketidakadilan dan intoleransi.
"Karena itulah damai selalu didahului dengan rasa adil dan toleransi yang besar. Tanpa adil dan toleransi, kita tidak mempunyai kedamaian bersama-sama," ujar Kalla dalam pidato penutupan Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/11/2016).
Secara khusus, Kalla menyoroti toleransi di Indonesia. Toleransi yang dia maksud bukanlah toleransi suatu kelompok terhadap sesuatu hal di kelompoknya sendiri, melainkan toleransi kepada kelompok lain.
"Toleransi kepada semuanya. Yang mayoritas toleran kepada yang minoritas. Yang minoritas toleran kepada mayoritas. Suku dan agama A toleran ke suku dan agama B serta sebaliknya. Tidak hanya satu pihak," ujar Kalla.
Faktor lain yang turut menciptakan konflik adalah tingkat kesejahteraan yang rendah. Kegiatan Muslimat NU yang turut mendongkrak kesejahteraan umat, kata Kalla, sedikit banyak berkontribusi bagi terciptanya kedamaian di Indonesia.
Apalagi, beberapa waktu belakangan, Kalla mengakui bahwa banyak beredar informasi-informasi yang berpotensi ke arah terciptanya konflik.
"Tapi yang penting adalah marilah kita maju bersama mencapai tujuan kita, yakni lebih baik. Bahwa masih ada yang harus dikoreksi, silahkan mengoreksinya, tapi dengan damai. Pasti kita terima itu," ujar Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.