Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketum MUI: Pengeboman Rumah Ibadah Bertentangan dengan Ajaran Agama

Kompas.com - 14/11/2016, 19:43 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam pelaku peledakan bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur dan Vihara Budi Dharma di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, aksi teror yang dilakukan di dua tempat tersebut bertentangan dengan ajaran agama dan nilai Pancasila yang selama ini dianut bangsa Indonesia.

"Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan," ucap Zainut ketika dihubungi di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Menurut Zainut, pelaku pengeboman telah menyahgunakan agama dalam aksi yang dilakukannya.

Sebab, Islam merupakan agama perdamaian yang melarang pemeluknya melakukan perusakan dan pembunuhan.

"Apalagi terhadap rumah ibadah, kaum perempuan dan anak-anak," ujar Zainut.

Zainut menengarai tindakan tersebut adalah bentuk teror yang dilakukan oleh kelompok yang menginginkan terjadinya kekacauan, distabilitas nasional, dan disintegrasi bangsa Indonesia.

Aksi teror tersebut dapat mengusik kerukunan hidup umat beragama dan mengancam kebhinekaan di Indonesia.

"Sehingga negara Indonesia menjadi negara yang tidak aman, mencekam dan menakutkan," kata Zainut.

(Baca: Ketum PBNU: Yang "Ngebom-ngebom" Itu Juga Menistakan Agama)

Untuk itu, MUI meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas para pelaku teror tersebut.

Ini dilakukan agar dampak lanjutan aksi tersebut dapat diantisipasi dan tidak menimbulkan distabilitas nasional.

"MUI meminta kepada aparat kepolisian untuk bertindak cepat menangkap pelakunya, dan mengusut tuntas motif tindakannya sehingga dapat diantisipasi dampak ikutannya," tutur Zainut.

MUI, kata Zainut, juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Masyarakat diminta tidak terpancing provokasi, hasutan, dan ajakan melakukan tindakan yang melanggar hukum.

"Masyarakat harus menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat penegak hukum agar bisa ditangani secara cepat, tegas dan tuntas," ucap Zainut.

MUI pun menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kepada korban dan keluarganya. "Semoga diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menerima musibah ini," kata Zainut.

Pelemparan molotov di Gereja Oikumene terjadi pada Minggu (13/11/2016). Peristiwa ini melukai empat anak-anak, salah satunya meninggal setelah dirawat di rumah sakit. (Baca: Seorang Bocah Korban Bom Molotov di Samarinda Meninggal Dunia)

Sementara teror di Vihara Budi Dharma Singkawang terjadi Senin (14/11/2016) dini hari. (Baca: Wihara di Singkawang Dilempar Botol Diduga Bom Molotov)

 

Kompas TV Duka Kami untuk Intan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com