Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sesalkan Banyak Tulisan "Bunuh" dan "Bantai" di Media Sosial

Kompas.com - 13/11/2016, 17:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden RI Joko Widodo menyesalkan masih ada masyarakat Indonesia yang tidak bijak menggunakan akun di media sosial. Presiden masih menemukan ada netizen menuliskan hal-hal berbau kekerasan dalam media sosial.

"Ada kata-kata yang seram, ada yang 'bunuh', ada yang 'bantai'. Ini apa? Kita ini mau ke mana?" ujar Jokowi saat membuka Munas Alim Ulama PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (13/11/2016).

Menurut Jokowi, kondisi tersebut semakin menjadi-jadi, khususnya setelah demonstrasi Jumat 4 November 2016 lalu. Unjuk rasa itu untuk menuntut pemerintah segera memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama yang diduga melakukan penodaan agama.

"Dalam satu bulan ini, dua minggu ini, tiga minggu ini, satu minggu ini, coba Bapak, Ibu, semuanya buka media sosial, isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, fitnah, adu domba, provokasi," ujar Jokowi.

Presiden pun menegaskan, kata-kata semacam itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran Nabi yang penuh kelembutan. Kata -kata itu tidak mencerminkan tata nilai Islam. Terlebih lagi, kata semacam itu tidak mencerminkan tata nilai bangsa Indonesia.

Sebaliknya, ungkapan itu malah dinilai merusak karakter, identitas, dan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia.

Jokowi melanjutkan, dalam pertemuan dengan pemimpin negara penjuru dunia, dia selalu menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Hal itu menyiratkan pesan bahwa Indonesia mampu hidup damai antara kelompok mayoritas dan minoritas.

"Di Indonesia juga, Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Bisa berjalan dengan baik. Keberagaman bisa kita tunjukkan berjalan dengan baik. Inilah hal-hal yang perlu saya ingatkan kepada kita semua, termasuk kepada saya bahwa kita memang beragam," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Presiden mengajak peserta Munas Alim Ulama PPP dan seluruh rakyat Indonesia untuk mendinginkan suasana di media sosial.

"Oleh sebab itu, saya mengajak Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk mendinginkan suasana, terutama di media sosial. Memberikan rasa kesejukan. Gunakan media sosial untuk syiar, untuk dakwah, ajaklah ke sana," ujar Jokowi.

(Baca juga: Jokowi: Proses Hukum Sedang Berjalan, Jadi Ya Sabar...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com