JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masyarakat Indonesia selalu membanggakan dua hal, yaitu sebagai bangsa dengan jumlah muslim yang besar dan bangsa yang pluralis. Namun, kata dia, kedua hal itu tidaklah cukup.
"Mari kita seimbangkan dua hal itu dengan memajukan ekonomi kita," kata Kalla dalam pidatonya di Kongres Nasional I Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Jakarta, Sabtu (12/11/2016).
Menurut Kalla, suatu bangsa yang besar tidak ditentukan oleh kekayaan alam. Namun, ditentukan oleh kekayaan pikiran dan inovasi pengusaha.
Kalla melanjutkan, saat ini Indonesia kekurangan jumlah pengusaha. Hal sebaliknya terjadi saat dibukanya pendaftaran untuk menjadi anggota dewan (legislatif).
Kalla menuturkan, saat dibukanya pendaftaran untuk menjadi anggota dewan, ribuan pemuda siap menjadi politisi. Hal itu juga terjadi saat pembukaan pendaftaran pegawai negeri sipil (PNS).
"Karena itu kita tidak kekurangan birokrat dan politisi. Kemajuan bangsa memang perlu politisi dan birokrat, tapi yang lebih penting lagi siapa yang menggerakkan pendapatan ini, ialah pengusaha-pengusaha," ucap Kalla.
Selain itu, Kalla juga mengingatkan kepada kader KAMMI untuk terus berjuang mengasah kreativitas. Tanpa kreativitas, lanjut Kalla, inovasi tidak akan terjadi.
"Boleh dilihat di banyak statistik dan angka. Kalau 100 orang kaya Indonesia dimuat, saya kira yang umat hanya sekitar 10 orang. 90 bukan bagian dari umat tapi tetap saudara kita juga. Yang 10 itu harus ditingkatkan," ujar Kalla.