Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Negatif Trump Dikhawatirkan Pengaruhi Hubungan AS-Indonesia

Kompas.com - 11/11/2016, 22:58 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik internasional, Kusnanto Anggoro, menilai sentimen rasial dan islamofobia yang dibawa Donald Trump akan meningkatkan ketegangan global.

Terlebih, setelah Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dengan mengalahkan Hillary Clinton.

Menurut Kusnanto, sentimen tersebut akan mengancam negara-negara yang merasa tersinggung oleh sentimen Trump, termasuk Indonesia.

"Itu yang kira-kira menjadikan beberapa negara, termasuk Indonesia akan ada sedikit ketegangan pada level ini," ujar Kusnanto saat diskusi di Kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Selain itu, kata Kusnanto, pernyataan Trump itu dapat meningkatkan sentimen anti-Amerika Serikat oleh gerakan massa di Indonesia.

"Bukan tidak mungkin ada gaung anti-Amerika yang dilakukan oleh gerakan massa, khususnya kaum yang merasa ditunjuk oleh Trump," ujarnya.

Untuk itu, Kusnanto berharap pernyataan Trump dapat diklarifikasi. Dengan begitu, sentimen anti-AS dapat diredam dan tak mengusik hubungan antara AS dengan Indonesia.

"Jadi mudah-mudahan ada klarifikasi saja," ujar Kusnanto.

Kemenangan Trump dalam pilpres AS menjadikannya sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik apapun yang diberi mandat sebagai presiden negeri Paman Sam.

Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS, setelah mendapatkan lebih dari 270 suara hasil electoral votes.

Kompas TV Donald Trump Resmi Menjadi Presiden AS ke-45

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com