JAKARTA,KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dinilai berhasil menempatkan sejumlah figur kunci yang menjadi jawaban atas berbagai persoalan.
Ia juga dinilai pandai menentukan momentum untuk meredam polemik yang berkembang di masyarakat.
Hal tersebut menjadi salah satu pembeda kepemimpinan Jokowi dibandingkan para pendahulunya.
Figur-figur pilihan Jokowi tersebut sering kali mengejutkan publik karena memberikan gambaran yang sangat berbeda dengan yang terjadi selama ini.
Disarikan dari hasil survei Litbang Harian Kompas yang dipublikasi pada Jumat (21/10/2016), figur tersebut di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (saat ini Menteri ESDM), tim "9 srikandi" panitia seleksi KPK tahun 2015, dan yang terbaru Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.
Kinerja para menteri unggulan itu dalam perjalanannya mampu "menggenapi" kinerja kabinet yang relatif kurang "seksi" di mata publik (dan media).
Kini nama Sri Mulyani Indrawati juga mulai sering disebut-sebut.
Selain kemampuan menemukan figur yang tepat, Jokowi dianggap mampu menemukan momentum dan mampu memecahkan masalah menjadi lebih terbuka tanpa memperumit polemik.
Salah satunya adalah pada momentum pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kepala Polri, awal 2015.
Penolakan gencar disuarakan berbagai kalangan karena Budi sempat tersangkut kasus rekening gendut. Hal tersebut membuat pencalonan Budi diurungkan Presiden.
Jenderal Pol Badrodin Haiti pun ditunjuk untuk menempati posisi tersebut setelah sebelumnya menjabat Pelaksana Tugas Kapolri sejak Presiden memberhentikan dengan hormat Jenderal Pol Sutarman.
Namun, Budi akhirnya dipilih menjadi Wakil Kepala Polri mendampingi Badrodin. Budi kini menjadi Kepala Badan Intelijen Negara dan Kapolri dijabat Jenderal Pol Tito Karnavian.
Momentum terkini yang menunjukkan strategi penempatan figur oleh Presiden Jokowi adalah pelantikan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 14 Oktober 2016.
Arcandra sebelumnya sempat menjabat Menteri ESDM namun diberhentikan secara hormat karena kedapatan memiliki paspor Amerika Serikat.
Sempat ramai dibincangkan publik, ia kembali diangkat Presiden setelah paspor RI dan urusan kewarganegaraannya dianggap selesai.