JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku tak khawatir dengan elektabilitas bakal calon gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang disebut cenderung menurun.
Ia mengaku, partainya serta pendukung Ahok lain sudah merancang strategi untuk meningkatkan kembali elektabilitas Ahok.
Novanto enggan mengungkapkan strategi apa saja yang akan digunakan agar tidak bocor ke lawan.
Hanya, kata dia, salah satunya adalah dengan memperbaiki gaya komunikasi Ahok yang selama ini kerap mengeluarkan kata-kata kasar.
(baca: Tak Peduli Elektabilitas, Ahok Akan Terus Gusur Permukiman di Pinggir Kali)
Ia menilai, gaya komunikasi Ahok yang kurang santun menjadi salah satu faktor menurunnya elektabilitas Ahok.
"Saudara Ahok sudah mulai membiasakan untuk bisa bicara lebih halus. Akan lebih kondusif suasananya. Komunikasinya makin baik," kata Novanto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Novanto menambahkan, elektabilitas Ahok juga turun karena saat ini sudah muncul dua pasangan pesaingnya, yakni pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Secara otomatis suara warga DKI terpecah.
(baca: Syarif: Elektabilitas Ahok Turun karena Dirinya Sendiri)
Kendati demikian, Novanto tetap meyakini Ahok yang berpasangan dengan Djarot tetap bisa memenangkan kontestasi. Apalagi berdasarkan hasil survei, elektabilitas Ahok-Djarot masih tetap teratas.
"Menurunnya tentu tidak terlalu signifikan, masih punya kesempatan," kata dia.
Dalam hasil survei yang dirilis LSI pada Oktober 2016, elektabilitas Ahok turun menjadi 31,4 persen dengan tingkat kesukaan 58,2 persen.
(baca: Tren Elektabilitas Ahok Disebut Menurun, Tim Pemenangan Tak Khawatir)
Padahal pada Juli 2016, elektabilitas Ahok masih 49,1 persen dan tingkat kesukaan 68,9 persen.
Meski demikian, Ahok tetap unggul dari kandidat yang ada sekarang. Dalam survei yang sama, elektabilitas dua calon pesaing Ahok, Agus Harimurti Yudhoyono mencapai 22,30 persen dan Anies Baswedan mencapai 20,20 persen.